Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komunitas Jomblo Katolik, Tempatnya Para Single Mencari Kebahagiaan

Kompas.com - 28/07/2019, 06:35 WIB
Vitorio Mantalean,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Menjadi minoritas di Indonesia adalah tentang keleluasaan yang hilang. Apalagi jika menyangkut pokok yang sulit dilonggar-longgarkan: iman dan pernikahan.

Secara matematis, peluang seorang beragama Katolik di Jakarta untuk menemukan pasangan hidup yang cocok telah dipersempit dari segi populasi.

Peluang tersebut, di atas kertas, tentu tak sebesar saudara-saudara muslim, misalnya. Itu fakta.

Masalahnya, standar masyarakat seolah memaksa seseorang kawin tak lebih dari usia 30 tahun.

Baca juga: Ingat, Status Jomblo Bukan Berarti Tak Bisa Bahagia

 

Dengan struktur sosial yang bagai tak berpihak pada mereka, wajar rasanya bila beberapa orang Katolik di Jakarta melajang hingga usia yang dipandang tak lazim oleh masyarakat.

“Member Jakarta itu rentang usianya rata-rata 30-40 tahun. Itu rentang usia galau," ujar Agatha Garcia, Ketua Komunitas Jomblo Katolik Regional Jakarta kepada Kompas.com, Sabtu (27/7/2019).

Agatha menuturkan di rentang usia itu, banyak laki-laki dan perempuan merasakan tekanan mendapati situasi di mana teman-teman hingga sudara sudah menikah dan memiliki anak. 

Komunitas Jomblo Katolik (KJK) lahir di Salatiga, Jawa Tengah medio 2009. Alexander Bayu, sang pendiri, saat itu resah dengan keadaan umat Katolik yang pilih menikah dengan pasangan berbeda keyakinan.

Baca juga: Tak Selalu Buruk, Status Jomblo Bisa Beri Dampak Positif

Akhirnya, dia dan beberapa kolega membidani lahirnya komunitas yang kini telah tersebar di berbagai kota besar di Jawa dan Sumatera ini.

KJK regional Jakarta, dengan jumlah anggota sekitar 200-an orang hingga sekarang, lahir pada 2010.

“Tekanan-tekanan seperti itu sering membuat seseorang merasa terburu-buru menikah. Kadang, ketergesaan itu enggak bisa disikapi dengan baik," ungkap Agatha.

Istilahnya, sebut dia, "siapa saja yang mau menikahi gue, hantam saja".

"Begitu pikir mereka. Enggak lagi memperhatikan lagi soal dasar iman. Besar kemungkinan jadi masalah buat mereka sendiri setelah menikah,” ucap Agatha di Taman Suropati, Jakarta Pusat, saat diwawancarai Kompas.com.

Sejak awal, KJK dirancang hadir bagi orang-orang Katolik usia dewasa – bukan muda-mudi berusia sekolah atau mahasiswa.

Saat mendaftar, calon anggota mesti berusia 23-50 tahun, suatu rentang usia yang ditaksir merupakan usia kerja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com