Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pecahan Dollar sampai Poundsterling Pernah Ditemukan di Dekat TPA Burangkeng Bekasi

Kompas.com - 31/07/2019, 13:36 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Aneka sampah bernilai ekonomi tinggi pernah mendominasi timbunan sampah di lahan pembuangan sampah luar negeri dekat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi.

Keadaan ini membuat lahan pembuangan yang terletak persis di samping proyek Tol Cimanggis-Cibitung ini ibarat tambang emas yang siap didulang para pemulung, bahkan pendatang.

"Yang ngorek rata-rata bukan orang sini, orang luar. Sebagian warga sini. Tukang nyari mah enggak tahu sampah ini dari mana, tahunya limbah dari F (pabrik kertas yang diduga penghasil sampah asing ini) saja," ujar Madih, Ketua RT 001 RW 003 Desa Burangkeng ditemui Kompas.com di rumahnya yang berhadapan langsung dengan lahan pembuangan sampah asing, Rabu (31/7/2019).

Baca juga: Sampah Luar Negeri Ditemukan di Dekat TPA Burangkeng Bekasi

Madih mengatakan, fenomena tersebut terjadi sekitar 2017 lalu. Salah satu daya tarik bagi para pemulung adalah mata uang asing yang terselip di antara timbunan sampah yang dibawa oleh puluhan truk sebuah pabrik kertas di Cikarang.

Mata uang asing tersebut kerap ditemukan dalam bentuk utuh dan rapi, padahal mayoritas sampah telah berupa cacahan, sobek, dan lusuh.

"Soalnya suka banyak yang nemu dollar juga dalam bentuk kertas. Kenapa enggak hancur saya juga enggak tahu, paling kadang terpotong dua," kata Madih.

"Semua ada. Mata uang dari Malaysia, Thailand, Vietnam, ada semua. Poundsterling segala juga," imbuhnya.

Madih mengungkapkan, para pemulung yang mendulang mata uang asing bakal menjualnya ke seorang penadah.

"Ada yang beliin (mata uang asing) dulunya mah. Dia sering datang ke sini. Dollar Amerika dibelinya Rp 10.000, kalau Selandia Baru dan Kanada Rp 7.000," kata Madih.

Baca juga: Sampah yang Diduga Impor di Burangkeng Dibuang di Luar Wilayah TPA

Di samping mata uang asing, kaleng-kaleng kemasan makanan dan minuman impor berbahan aluminium juga jadi incaran para pemulung. Alhasil, dalam sehari, tiap pemulung disebut mampu mengantongi uang hingga Rp 500.000.

"Tapi itu dulu, pas sehari bisa 40-50 rit yang bongkar sampah, pas buangannya masih dalam," Madih mengatakan.

Saat ini, di lahan pembuangan sampah asing ini memang terdapat lubang dengan diameter kira-kira 10 meter, dasarnya telah dipenuhi timbunan sampah yang tak diketahui ketebalannya.

Madih menyebut, saat ini intensitas pembuangan sampah luar negeri ke lahan ini telah berkurang drastis. Truk hanya datang satu unit pada subuh, namun tak selalu tiap hari.

"Sekarang dia buangnya ke Nawit. Situ paling banyak mah, bisa 20-40 rit nyampe sehari," kata Madih.

Sejumlah kemasan sampah asing ditemukan di antara serakan sampah plastik dan kertas di lahan dekat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng, Kabupaten Bekasi, Rabu (31/7/2019).

Berdasarkan pengamatan Kompas.com, Rabu pagi, sampah-sampah asing tersebut kebanyakan berupa kemasan makanan. Ada kemasan buah-buahan kering dari Selandia Baru, makanan ringan dari Kanada, dan olahan rumput laut dari Korea Selatan.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pemulung yang mengais-ais sampah-sampah ini dan bisa dimintai keterangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Megapolitan
Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Megapolitan
Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Megapolitan
Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Megapolitan
Mantan Karyawan Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris untuk Bayar Utang Judi dan Beli Motor

Mantan Karyawan Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris untuk Bayar Utang Judi dan Beli Motor

Megapolitan
Pabrik Arang di Balekambang Baru Disegel, Warga Sudah Hirup Asap Pembakaran Arang Selama 15 Tahun

Pabrik Arang di Balekambang Baru Disegel, Warga Sudah Hirup Asap Pembakaran Arang Selama 15 Tahun

Megapolitan
Baru Kerja Sebulan, Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris Gelapkan Uang Rp 172 Juta

Baru Kerja Sebulan, Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris Gelapkan Uang Rp 172 Juta

Megapolitan
Sudah 4 Bulan Permukiman Cipayung Depok Banjir, Akses Jalan Bulak Barat-Pasir Putih Terputus

Sudah 4 Bulan Permukiman Cipayung Depok Banjir, Akses Jalan Bulak Barat-Pasir Putih Terputus

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Segera Bangun RDF Plant Baru di Rorotan dan Pegadungan

Pemprov DKI Diminta Segera Bangun RDF Plant Baru di Rorotan dan Pegadungan

Megapolitan
Terima 256 Aduan Soal THR Lebaran 2024, Pemprov DKI Beri Tenggat Perusahaan hingga Akhir Tahun Ini

Terima 256 Aduan Soal THR Lebaran 2024, Pemprov DKI Beri Tenggat Perusahaan hingga Akhir Tahun Ini

Megapolitan
Banjir di Permukiman Depok Tak Surut 4 Bulan, Ketua RT Duga karena Tumpukan Sampah Tak Ditangani

Banjir di Permukiman Depok Tak Surut 4 Bulan, Ketua RT Duga karena Tumpukan Sampah Tak Ditangani

Megapolitan
Ulah Pengemudi Mobil Dinas Polri di Depok: Tabrak Motor lalu Kabur, Berujung Dibawa Satlantas

Ulah Pengemudi Mobil Dinas Polri di Depok: Tabrak Motor lalu Kabur, Berujung Dibawa Satlantas

Megapolitan
Pabrik Arang di Balekambang Beroperasi Tengah Malam, Bikin Warga Terbangun Gara-gara Asap

Pabrik Arang di Balekambang Beroperasi Tengah Malam, Bikin Warga Terbangun Gara-gara Asap

Megapolitan
Eks Manajer Resto Ramen Hotmen Milik Hotman Paris Ditangkap Usai Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta

Eks Manajer Resto Ramen Hotmen Milik Hotman Paris Ditangkap Usai Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com