"Kami menduga itu ada (bangunan) yang lebih tinggi. Gampangnya di depan mal (Kelapa Gading) itu kan ada Puskesmas itu udah lebih tinggi. Waktu itu kayaknya MOI belum ada, apa baru dibangun tapi sudah mulai ditinggiin,"ucap Bagas.
Setelah saat itu, Bagas melakukan solusi sementara dengan menaikkan barang-barang yang gampang rusak apabila terendam air ke loteng. Hal itu ia lakukan karena masih terbatasnya dana untuk merenovasi rumah.
Sekitar tahun 2015, Bagas sempat bekerja di daerah Kalimantan yang cukup sering terendam banjir. Dari situ ia terkagum melihat permukiman rumah warga yang didominasi dengan bangunan rumah panggung.
"Kemudian ada saudara-saudara juga yang tinggal di Padang, Aceh jadi mereka banyak cerita di sana rumah panggung itu selain tahan banjir juga tahan gempa. Waktu tsunami (Aceh) juga banyak yang aman entah gimana,"ujar Bagas.
Baca juga: Ditanya Solusi Banjir Saat Debat Cawagub, Nurmansjah: Pemprov DKI Jangan Keras Kepala
Dari sejumlah inspirasi itulah Bagas memantapkan hati untuk merenovasi rumahnya menjadi rumah panggung.
Rencana membangun rumah panggung ternyata tak semudah yang dipikirkan Bagas meski sejarahnya rumah-rumah tradisional di Indonesia kebanyakan rumah panggung.
Arsitek-arsitek yang kebanyakan ditemui Bagas kebanyakan mengusulkan dirinya untuk membangun rumah kekinian dengan gaya minimalis serba beton.
Bagas tentu menolak arsitek-arsitek tersebut. Ia ingin rumahnya bisa ramah bagi lingkungan terutama air.
Sampai suatu ketika, saat Bagas tengah mencari inspirasi di Gramedia, ia menemukan sebuah buku berjudul "mimpi Rumah Murah" karya seorang arsitek bernama Yu Sing.
Baca juga: Atasi Banjir di Cakung Timur, Pemprov DKI Bangun Sodetan dari Waduk JGC ke KBT
Bagas pun mencari informasi tentang pria yang ternyata berbasis di Pandegalang Jawa Barat.
"Akhirnya ketemu, dia itu bilang gini 'kalau bangun rumah itu, manfaatkan yang ada di sekitar. Kemudian buatlah seramah mungkin dengan lingkungan termasuk kalau lingkungan kita banyak potensi airnya manfaatkan itu, jangan dimusuhin'," ungkap Bagas.
Terpikat dengan pemaparan Yu Sing, akhirnya ia sepakat untuk menggunakan jasa arsitek itu untuk mendesain rumah panggung impiannya.
Terinspirasi dari berbagai rumah panggung di daerah-daerah, bukan berarti bentuk rumah Bagas terlihat kuno. Rumahnya justru terlihat kekinian dengan gaya minimalis tapi tetap ramah lingkungan.