Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Polisi Gadungan Diduga Culik 2 Anak di Depok, Pura-pura Tindak Pelanggaran PSBB

Kompas.com - 15/05/2020, 05:03 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi penipuan bermodus penertiban pelanggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terjadi. Seorang laki-laki, I (25) berpura-pura menjadi polisi untuk menangkap dua anak SMP berinisial A (13) dan N (13) di Depok, Jawa Barat.

Ia tak segan-segan untuk terus menyakinkan korbannya untuk ditangkap dan dibawa ke lokasi karantina di Jakarta Pusat.

I menjalankan aksinya pada siang hari di sekitar pukul 11.30 WIB di area Depok tepatnya di Taman Merdeka.

Hari itu, A dan N adalah korban kedua kejahatan I. Korban pertama ia perdaya dan satu handphone berhasil ia dapatkan.

Baca juga: Polisi Gadungan Tipu 2 Anak SMP, Pura-pura Penindakan Saat PSBB

Siang itu, A dan N baru saja mengantarkan rapor ke sekolahnya.

Kemudian, I bertanya kepada dua anak SMP yang sedang berada di sekitar area taman, “Orangtuanya ada enggak? Kan enggak boleh kumpul-kumpul”.

Ia bertingkah seolah menjadi aparat yang ingin menertibkan masyarakat yang berkeliaran di luar.

I lalu meminta bertemu kedua orangtua korban dan pihak RT/RW. I bermaksud ingin menangkap kedua korban dan dikarantina selama dua minggu.

Baca juga: Berniat Curi HP, Polisi Gadungan Bawa 2 Anak SMP dari Depok ke Ciputat Naik Motor

 

I menyampaikan niat tersebut di atas motor bersama pelaku. Kedua anak menolak untuk dikarantina.

I meyakinkan A dan N untuk membuat surat perjanjian karena menolak dikarantina. I mengajak A dan N untuk ikut ke kantor polisi untuk membuat surat perjanjian.

I terus memacu sepeda motornya membawa kedua korban sambil berboncengan bertiga. 

Sempat Minta Tolong

A sempat menelpon ibu kandungnya, Ina. A menjelaskan ia dan temannya dibawa oleh orang tak dikenal.

Ina berpikir A diculik. Ina sempat berbicara dengan I dan meminta agar anaknya dilepaskan dan siap memenuhi permintaannya.

I tahu kalau A menelepon ibunya. Ia tak berbicara apapun dan lalu mematikan sambungan telepon itu. Dua ponsel korban lalu disita oleh I.

Baca juga: Polisi Gadungan yang Bawa Kabur 2 Bocah SMP Ditangkap Saat Melintas di Check Point

Ina pun bingung dan kalang kabut karena merasa anak sulungnya diculik. Ina bahkan sempat pingsan setelah menerima telepon itu.

Adik A, AZ sempat melacak posisi A lewat aplikasi.

Posisi korban terlacak hingga sampai Jalan Ciputat Raya. AZ melalui Facebook Almarhum ayahnya sempat meminta pertolongan untuk melacak penculik kakaknya.

Ia juga mengirimkan lokasi terakhir kakaknya yang didapat dari aplikasi itu.

“Ini A anaknya Pak L. Bang A diculik. No hpnya. 0812xxxx. Ini beneran. Ibu UU sudah pingsan. Bukan bercanda, ribet. Tolongin dong teman-teman Alm. L yang intel dan polisi. Tolong bantuin. Pliss ini urgent hubungi 08122xxx. Plis,” tulis AZ.

Baca juga: Akhir Kisah Polisi Gadungan di Pesanggrahan, Batal Nikah Usai Peras dan Perkosa Perempuan

Tanggapan di Facebook beragam. Ada yang tak percaya alharhum mengunggah, ada yang menanyakan kondisi Ina, dan menyarankan untuk menghapus akun Facebook almarhum L.

“Azzam kangen ayah, ya? Tadi tante sampai kaget ngabari semua teman ayah kalau abang diculik. Jangan lagi becanda gitu ya, Sayang. Kalau kangen Ayah, kalian berdoa ya,” tertulis di kolom komentar.

A dan AZ adalah anak yatim. Media sosial Facebook almarhum ayahnya masih bisa mereka akses. Rekan-rekan almarhum di Facebook sempat tak percaya dengan unggahan permintaan tolong tersebut.

Ditangkap di Komplek Polisi

Di sisi lain, I membawa dua korban melewati Jalan Sawangan, Cinere, hingga akhirnya tertangkap di area Komplek Sespima Polri Ciputat.

Kedua korban tampak bingung setelah apa yang menimpa mereka. Mereka seakan tak sadar telah diperdaya oleh penjahat.

Saat beraksi, I menggunakan kemeja bunga-bunga, masker merah, dengan vest berwarna hijau dan membawa sebuah handy talkie, emblem polisi bintang tiga, serta emblem Polisi Metro Jaya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet Buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet Buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Penganggur di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Penganggur di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com