JAKARTA, KOMPAS.com - Gedung Kementerian Sekretariat Negara (Setneg) di persimpangan Jalan Majapahit dan Jalan Veteran, Jakarta Pusat, ternyata memiliki sejarah sebagai kawasan elit bangsawan Belanda.
Dahulu, di kawasan Gedung Setneg, berdiri sebuah gedung pesta kebanggaan kolonial Belanda. Gedung pesta itu bernama Harmoni Club.
Di belakangnya, terdapat Hotel Du Pavilion, hotel mewah milik keturunan Arab kaya raya dari keluarga Sungkar.
Baca juga: Potret Pasar Senen Tempo Dulu, dari Kerajaan Toko hingga Siasat Menaklukkan Belanda
Harmoni Club merupakan gedung pesta mewah pada abad ke-19 di Batavia (nama Jakarta tempo dulu) yang memiliki gaya arsitektur Eropa pada struktur Bangunannya.
Sayangnya, Harmoni Club telah dihancurkan pada 1985 tanpa meninggalkan jejak apapun.
Dikutip dari buku Batavia Kota Banjir karya jurnalis senior Alwi Shahab (2009), Harmoni Club dibangun sejak masa Gubernur Jenderal Daendels (1808-1811) dan dilanjutkan pada masa pemerintahan Letnan Gubernur Raffles dari Inggris (1811-1815).
Arsitek Harmoni Club adalah putra seorang keturunan Melayu yang tak disebutkan namanya.
Gedung yang dijadikan contoh empire style di Asia Tenggara itu diresmikan pada 18 Januari 1815 oleh Raffles.
Pemilihan tanggal peresmian itu konon untuk menghormati hari kelahiran Ratu Charlotte, istri Raja Inggris, yakni George III.
Baca juga: Cikal Bakal Menteng, Ambisi Belanda Punya Kota Taman di Batavia
Peresmian Harmoni Club yang mampu menampung 600 tamu itu dihadiri para pejabat pemerintah Inggris dan Belanda. Peresmian digelar mulai pukul 21.00 hingga dini hari.
Acara peresmian diisi dengan atraksi dansa, perkelahian, dan baku hantam khas Belanda.
Perkelahian sering terjadi pada pesta orang-orang Belanda karena mereka memperebutkan hareem dalam keadaan mabuk akibat mengonsumsi arak.
Tempat pesta dan saksi glamornya kehidupan bangsawan Belanda
Harmoni Club selanjutnya menjadi restoran mewah sekaligus gedung pesta elit para bangsawan Belanda dan tamu-tamu Eropa setelah pemerintah Inggris meninggalkan Indonesia.
Di dalam Harmoni Club, para bangsawan Belanda dan keturunan Eropa sering berdansa di lantai pualam, diterangi lampu-lampu kristal yang gemerlap, ditemani sajian minuman beralkohol. Maka, tak heran jika banyak bangsawan Eropa yang teler ketika berada di Harmoni Club.