Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengeroyokan Wasit oleh Klub Tarkam di Bekasi Berujung Jalur Hukum

Kompas.com - 15/07/2020, 07:07 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

“Ini menyangkut nama baik pribadi saya, keluarga saya, karena saya umumnya sudah berlisensi. Kalau saya ambil jalur damai, ya otomatis semua jadi jelek, nama saya jelek, keluarga jelek, apalagi umumnya wasit seluruh Indonesia,” kata dia.

Wahyudin lapor polisi

Wahyudin akhirnya tetap memilih jalur hukum.

Ia membuat laporan ke Polres Metro Bekasi atas kasus pengeroyokan yang menimpanya pada Senin (13/7/2020) kemarin.

Nomor laporan Wahyudin tercantum di LP/1588/K/VII/2020/SPKT/Restro Bks Kota.

Dalam laporan tersebut tercantum beberapa nama pemain dari Champas FC yang diduga mengeroyok Wahyudin.

Baca juga: Wasit yang Dikeroyok Saat Pertandingan Tarkam di Stadion Patriot Melapor ke Polres Bekasi

Setelah beberapa jam diperiksa, laporan atas dugaan kasus pengeroyokan tersebut diterima polisi.

“Sudah (laporan), kemarin saya sudah proses ke pihak berwajib di Polres Bekasi Kota. Laporan saya sudah diterima,” kata dia.

Polisi panggil Champas FC dan Yutaka FX

Kasus yang menimpa Wahyudin ternyata sudah diketahui oleh Kasatreskim Polres Metro Bekasi AKBP Heri Purnomo.

Polisi juga telah menerima laporan dugaan pengeroyokan terhadap Wahyudin.

Oleh karena itu, Wahyudin akan memanggil orang yang berkaitan dalam kasus pengroyokan tersebut. Baik itu dari tim Champas FC maupun Yutaka FC yang kala itu bertanding.

Baca juga: Kasus Pengeroyokan Wasit di Bekasi, Polisi Akan Panggil Champas FC dan Yutaka FC

Namun, ia tak menjelaskan secara detail kapan waktu pemanggilan kedua tim tersebut.

“Iya (memanggil kedua tim) nanti yang tahu kejadian itu kita panggil. Saya kan tidak ada di TKP (tempat kejadian perkara), nanti saya tanya sama wasitnya,” kata Heri.

Dengan memeriksa korban dan terduga pelaku, pihak kepolisian memiliki titik terang menetapkan pelaku dalam kasus pengroyokan tersebut.

“Nanti semua yang ada di lokasi di panggil. Iya (pelaku) itu nanti dong kan kita klarifikasi dulu, kita kumpulkan bukti-bukti baru kita gelarkan, ini penyidikan aja belum,” tutur dia.

Baca juga: Kasus Wasit Yang Diinjak di Bekasi Mengingatkan Peristiwa Lampau

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com