Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/07/2020, 18:45 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Persediaan hewan kurban pada Idul Adha 1441 H Kota Bekasi tahun ini mengalami penurunan jika dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu dilihat dari catatan penjualan hewan kurban

Pada 2019 lalu, penjualan hewan kurban mencapai 29.000 ekor. Namun, 2020 ini mengalami penurunan drastis menjadi 8.572 ekor saja.

Kasie Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Sriyanti mengatakan, penurunan tersebut diakibatkan pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.

“Kalau dilihat dari trennya menurun, tetapi menurunnya kita belum tahu. Karena kita juga ngobrol dengan pedagang memang ada penurunan,” ucap Sriyanti saat dihubungi, Kamis (29/7/2020).

Baca juga: Pemotongan Hewan Kurban di Bekasi Diselenggarakan Tertutup, Daging Diantar ke Rumah

Sriyanti mengatakan, untuk memastikan kesehatan dan kualitas hewan yang bakal disembelih, pihaknya turun langsung melakukan monitoring terhadap kondisi hewan kurban.

Ia mengatakan, sejak 13 Juli 2020 timnya sudah memeriksa kesehatan dan kualitas hewan kurban di Kota Bekasi. Ada 211 orang timnya yang ikut memeriksa hewan-hewan kurban tersebut.

Pada saat pelaksanaan penyembelihan hewan kurban berlangsung, dokter hewan dan tim DKPP memastikan daging kurban tersebut aman dikonsumsi.

Baca juga: Pengelola Masjid Al-Azhar Tak Akan Bagikan Kupon dan Daging Kurban di Masjid

“Pas hari raya pemotongan kita juga periksa lagi daging-daging. Itu dibantu dari dokter hewan Bekasi dan ada juga mahasiswa kedokteran hewan asal Bekasi,” ujar Sriyanti.

Ia juga meminta agar pembagian daging kurban di Kota Bekasi lewat rumah ke rumah. Hal itu dilakukan untuk mencegah penumpukan di area penyembelihan.

Dengan begitu diharapkan dapat mencegah terjadinya klaster baru Covid-19 usai perayaan Idul Adha di Bekasi.

“Kita ada surat edaran wali kota yang memang mewajibkan DKM untuk mengantarkan daging ke mustahik. Jadi tidak diperkenankan kembali tahun ini membagikan kupon dan warga antre di masjid-masjid. Jadi kita minta panitia antar daging. Sehingga tak ada kerumunan massa yang akan potensi munculnya klaster baru,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Megapolitan
Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Megapolitan
Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Megapolitan
Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Megapolitan
Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Megapolitan
Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com