Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Tanggung Jawab Pengembang Melati Residence yang Tak Kunjung Datang...

Kompas.com - 24/10/2020, 06:42 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran pihak pengembang perumahan Melati Residence masih dinanti-nanti sejumlah pihak. 

Kejelasan terkait turap yang longsor dan tanggung jawab oleh pihak pengembang Melati Residence untuk warga yang terdampak longsor dan banjir dinantikan.

"Sampai saat ini saya belum ketemu dengan pengembangnya. Saya juga masih nunggu-nunggu kepastian dan nasib rumah saya," ujar Witarsih (56) saat dihubungi, Jumat (23/10/2020).

Sejak awal kejadian turap longsor pada Sabtu (10/10/2020) sampai saat ini, pihak pengembang belum menghubungi Witarsih untuk membicarakan perihal tanggung jawab atas kerugian yang dialaminya.

Baca juga: Pemkot Jaksel Panggil Pengembang Melati Residence, Wali Kota: Dua Kali Tak Hadir

Ia pun berharap pihak pengembang bertanggung jawab atas dampak turap longsor yang dialami keluarganya.

"Saya kehilangan tempat tinggal, kenangan yang tidak bisa digantikan," ujarnya.

Ia meminta pihak pengembang mengganti rugi rumahnya yang hancur dan harta benda yang tak bisa terselamatkan. Witarsih pun masih trauma untuk tinggal kembali di rumahnya.

"Untuk kembali lagi ke Jalan Damai, saya trauma banget. Apalagi rumah gantung itu pas di atas rumah saya," ujar Witarsih.

Baca juga: Kasus Turap Longsor di Ciganjur, Pengembang Melati Residence Diperiksa Polisi

Ade Chandra (43), suami dari korban tewas akibat longsor pun menanti tanggung jawab dari pihak pengembang Melati Residence meskipun ia sudah mendapatkan uang belasungkawa.

Kerugian yang dialaminya mulai dari kehilangan istrinya dan rumahnya dan hancur.

"Pengembang tak ada inisiatif untuk menghubungi dan melakukan perbincangan terkait ganti rugi," kata Chandra saat dihubungi.

Ia meminta pihak pengembang untuk bertanggung jawab dengan benar bukan hanya sekedar memberikan uang belasungkawan.

Baca juga: Fakta Turap Melati Residence Ciganjur Longsor, Ditolak Pembangunannya hingga Timbulkan Bencana

Saat berkunjung ke rumah tinggal sementaranya di Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta, pihak pengembang pun tak membicarakan perihal ganti rugi ataupun pertemuan lanjut terkait ganti rugi.

"Pihak keluarga kecewa ga ada omongan tanggung jawab ganti rugi," kata Chandra.

Akibat turap yang longsor hingga menyebabkan banjir, Chandra kehilangan nyawa istrinya dan harta benda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com