Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Lisa, Bikin Gerakan Donasi Alat Makeup untuk Perias Jenazah Lewat Medsos...

Kompas.com - 30/12/2020, 21:25 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Work from home (WFH) dan tak banyak keluar rumah kini menjadi kebiasaan baru yang muncul di masa pandemi Covid-19.

Lalu, bagaimana dengan nasib alat-alat makeup? Apakah ada yang masih rajin merias wajah di rumah?

Bagi Lisa Joesman, pendiri Goodthingshappen, sebuah gerakan berbagi lewat media sosial, di masa pandemi Covid-19, ada potensi alat-alat makeup menjadi kedaluwarsa karena lama tak terpakai hingga rusak.

Berangkat dari pemikiran potensi mubazirnya alat rias di masa pandemi Covid-19, Lisa menginisiasi gerakan donasi alat-alat makeup untuk disalurkan kepada para perias jenazah.

Alat-alat makeup hasil donasi akan digunakan sebagai media belajar dan para perias jenazah.

“Sebelum pandemi Covid-19 ini, perempuan bekerja ke kantor itu biasanya pakai makeup. Selama pandemi ini kan WFH, makeup itu malah jadi kedaluwarsa dan enggak terpakai,” kata Lisa saat dihubungi Kompas.com, Rabu (30/12/2020).

Baca juga: Cerita Gloria, Perias Jenazah Gratis

Ia bekerja sama dengan Gloria Elsa Hutasoit, seorang perias yang dikenal memberikan jasa gratis untuk merias jenazah.

Dalam perbincangannya bersama Gloria, Lisa menawarkan bantuan untuk menggalang donasi alat-alat makeup.

“Kak Gloria itu kan punya pelatihan perias jenazah. Sebagain itu ada disabilitas yang ikut. Saya kontak dia, apa bisa donasi untuk bantu kelas merias jenazah? Ternyata saya hubungi dia masih buka kelas,” ujar Lisa.

Kemudian, Lisa menyebarkan pesan kepada rekan-rekan dekatnya dan memberitahu bahwa ia menerima alat-alat makeup gratis.

Lisa mulai membuka penggalangan donasi pada 1 Desember 2020 dan mendapatkan sambutan yang baik.

“Saya sudah ada satu boks lebih alat-alat makeup hasil donasi. Saya masih terima donasi. Setiap hari itu saya terima 20 pesan WhatsApp. Ada yang dari Twitter, Facebook, Instagram. Rata-rata dari perempuan pekerja yang sumbang,” tambah Lisa.

Membantu perias jenazah dan keluarga duka

Lisa melihat, tak banyak orang yang mau terjun menjadi perias jenazah. Menurut dia, perias jenazah tak banyak dikenal oleh masyarakat.

“Perias jenazah itu orang-orang yang jarang disorot, padahal sangat dibutuhkan, apalagi banyak yang meninggal,” kata Lisa.

Perias jenazah, lanjut Lisa, tak banyak diajarkan di Indonesia. Oleh karena itu, pekerjaan sebagai perias jenazah tak populer.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Megapolitan
Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Megapolitan
Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Megapolitan
Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Megapolitan
Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Megapolitan
Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com