"Pelayanan kesehatannya jadi sangat berat ya," kata dia.
Kini, DKI Jakarta menghadapi krisis di mana tempat tidur intensive care unit (ICU) di rumah sakit sangat terbatas.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti, mengungkapkan, tempat tidur isolasi bagi pasien Covid-19 hanya bersisa sekitar 14 persen, atau 1.101 dari total 8.055 tempat tidur.
"Hal yang sama juga terjadi pada ICU kita, di mana kapasitas ICU telah terisi sebesar 84 persen dari total 1.097 tempat tidur," kata Widyastuti, Minggu (24/1/2021).
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana menambah 1.941 tempat tidur isolasi dan tempat tidur ICU bagi pasien Covid-19 dalam waktu dekat.
Nantinya, akan ada 9.946 tempat tidur isolasi dan 1.362 tempat tidur ICU, Widyastuti membeberkan melalui keterangan tertulis.
Tak hanya itu, Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, per Senin (25/1/2021) telah merawat 4.653 pasien dan saat ini terisi 77 persen.
"Jumlahnya berkurang 77 orang dari hari kemarin. Semula 4.730 orang menjadi 4.653 orang," kata Kepala Penerangan Kogabwilhan I Kolonel Marinir Aris Mudian dalam keterangan tertulisnya, Senin.
Menyadari lonjakan tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI memperpanjang PPKM atau PSBB ketat mulai hari ini hingga 8 Februari 2021.
Hal tersebut juga mengikuti kebijakan pemerintah di mana PPKM Jawa-Bali juga diperpanjang.
Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria meminta agar warga Jakarta dan luar Jakarta untuk taat terhadap protokol kesehatan (prokes).
Baca juga: IDI Jakarta Sebut PPKM Periode Pertama Belum Efektif Kurangi Kasus Covid-19
Menurut Ariza, kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan bisa menjadi peran penting dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
"Jadi warga Jakarta dan Non Jakarta kami minta untuk selalu disiplin melaksanakan protokol kesehatan, protokol Covid, 3M, 4M maupun 5M agar kita bisa mengurangi memutus mata rantai penyebaran," ujar Ariza dalam keterangan suara, Senin (25/1/2021).
Politikus Partai Gerindra ini menjelaskan, aturan yang dibuat pemerintah dalam usaha memutus mata rantai penyebaran Covid-19 hanya berpengaruh 20 persen saja.
Baginya, masyarakat yang berperan utama untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
"Keberhasilan ini terletak pada masyarakat itu sendiri, kepada kita sebagai warga sebagai masyarakat yang harus selalu patuh dan disiplin terkait penyebaran Covid, itu kunci keberhasilan kita," ucap Ariza.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.