Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lockdown Akhir Pekan yang Akhirnya Tak Diterapkan di Jakarta

Kompas.com - 06/02/2021, 10:32 WIB
Ihsanuddin,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lockdown akhir pekan akhirnya tidak diterapkan di Jakarta. Opsi tersebut dinilai tidak akan efektif untuk menekan penularan Covid-19 dan hanya akan memberatkan pelaku usaha.

Ide lockdown ini awalnya disampaikan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria. Ia menyebut usul ini datang dari anggota DPR mengacu pada kebijakan yang diterapkan di Turki tentang lockdown di akhir pekan.

"Nanti tentu DKI Jakarta akan melakukan kajian analisa, nanti Pak Gubernur juga memimpin rapat-rapat internal apakah usulan dari DPR RI (untuk lockdown) dimungkinkan," ujar Riza, dalam keterangan suara, Selasa (2/2/2021).

Baca juga: Wagub DKI Sebut Lockdown Akhir Pekan Usulan Pribadi Anggota DPR

Riza mengamini pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) belum efektif menekan penyebaran Covid-19.

"Ya, yang disampaikan Pak Jokowi betul, memang ini belum efektif," kata Riza.

Pelaku Usaha Keberatan

Pernyataan Riza itu pun langsung mendapat respon negatif dari pelaku usaha. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) DKI Jakarta, Diana Dewi mengaku keberatan jika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan lockdown pada akhir pekan.

Apalagi, sejumlah sektor usaha justru mengandalkan momen akhir pekan untuk meningkatkan omzet penjualannya.

"Apabila akhir pekan akan dilakukan pembatasan total, maka kami dari dunia usaha merasa keberatan," kata Diana.

Baca juga: PHRI Nilai Usulan Lockdown Akhir Pekan Perburuk Industri Perhotelan

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta juga menilai usul mengenai lockdown akhir pekan terlalu mendadak untuk dilasanakan.

Ketua Badan Pimpinan PHRI DKI Jakarta Sutrisno Iwantono meminta kepada pemerintah tidak menerapkan suatu kebijakan secara tiba-tiba. Sebab itu mengakibatkan pelaku usaha kesulitan untuk beradaptasi.

Menurut Sutrisno, perhotelan dan restoran yang telah terdampak signifikan oleh pandemi Covid-19, akan menjadi sektor usaha paling terpukul dengan opsi lockdown akhir pekan.

Salah satu hal yang dikhawatirkan oleh Sutrisno ialah sudah adanya pesanan hotel atau ruangan yang dilakukan masyarakat pada tanggal-tanggal akhir pekan.

"Kalau (lockdown akhir pekan) dilakukan secara mendadak ini tidak mudah. Kita harus kembalikan seluruh uang muka yang kita terima," ujarnya.

Baca juga: Wacana Lockdown Akhir Pekan, Pengusaha Mal: Jangan Sampai Pengorbanan Besar Sia-sia

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja menilai rencana penerapan lockdown akhir pekan harus disikapi secara hati-hati dan dikaji secara mendalam.

Halaman:


Terkini Lainnya

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com