"Pukul 06.20 WIB sampai jam 07.00 WIB, gunung masih terlihat gagah. Jelang jam 07.30 WIB, gunung mulai hilang pelan-pelan," kata Ari, Februari 2021 lalu.
Baca juga: Bantah Foto Tempelan, Ini Proses Ari Wibisono Memotret Gunung Gede Pangrango dari Kemayoran
Saat itu, kualitas udara Jakarta sedang cukup baik.
Mengutip data dari situs AirVisual, Air Quality Index (AQI) untuk wilayah DKI Jakarta masuk kategori sedang, yakni berada di angka 98 dengan konsentrasi parameter PM 2.5.
Dengan AQI tersebut, Jakarta menempati peringkat ke-33 di antara kota-kota besar di dunia berdasarkan parameter kualitas udara buruk dan polusi kota.
Sementara itu, pada pukul 11.00 WIB, AQI untuk wilayah Kemayoran masuk kategori baik yakni berada di angka 37 dengan konsentrasi parameter PM 10.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Syaripudin saat itu mengatakan, penerapan kebijakan pembatasan selama pandemi Covid-19 berdampak positif bagi lingkungan.
"Pandemi telah menunjukkan kepada kita bahwa masih ada harapan untuk lingkungan hidup yang lebih baik," ujar Syaripudin.
Baca juga: Tanggapi Foto Gunung Gede Pangrango, Wagub DKI: Kualitas Udara Jakarta Semakin Baik
Pada tahun 2022 ini, masalah kemacetan dan polusi udara kembali muncul seiring dengan Covid-19 mulai melandai dan aktivitas masyarakat yang kembali meningkat.
Banyaknya warga Jakarta yang bekerja, sekolah dan melakukan aktivitas lain di luar rumah membuat kemacetan di ibu kota tak terhindarkan.
Meski pemerintah provinsi DKI Jakarta terus menggenjot penyediaan transportasi umum, namun hal itu tak mencegah sebagian besar warga untuk bepergian dengan kendaraan pribadi.
Akhirnya, Pemprov DKI pun kembali mengandalkan jurus lama untuk membatasi jumlah pemakaian kendaraan pribadi, yakni dengan penerapan sistem ganjil genap.
Ganjil genap yang saat pandemi hanya diberlakukan di 13 titik, kini diperluas menjadi 25 ruas jalan.
Baca juga: Sanksi Tilang Berlaku, Catat Daftar 25 Ruas Jalan Ganjil Genap Jakarta
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Lupito mengklaim kebijakan ganjil genap ini cukup efektif mengatasi kemacetan.
Ia mengklaim volume kendaraan terpantau berkurang dibanding sebelum ganjil genap diperluas.
Akibatnya, terjadi peningkatan kecepatan arus kendaraan, yakni di atas 30 kilometer per jam.
"Jadi dari hasil evaluasi untuk ganjil genap terpantau terjadi peningkatan kinerja lalu lintas," ujar Syafrin, 14 Juni 2022 lalu.
Meski kemacetan diklaim teratasi lewat kebijakan ganjil genap, namun kualitas udara di Jakarta yang kembali memburuk akhir-akhir ini masih belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan.
Dalam beberapa waktu terakhir, Jakarta justru kerap menjadi kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Misalnya saat puncak HUT Jakarta pada Rabu (22/6/2022) lalu, lagi-lagi Jakarta jadi kota dengan kondisi udara paling buruk di dunia.
Hingga pukul 11.00 WIB, indeks pencemaran udara di Ibu Kota berada di angka 163.