Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Sebut 6 Kamera CCTV Mati sehingga Aksi Tawuran di Manggarai Tak Terekam

Kompas.com - 20/09/2022, 05:02 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Enam kamera CCTV yang berada sekitar lokasi tawuran di Underpass Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, disebut tidak berfungsi.

Hal itu katakan oleh Ketua RW 04 Kelurahan Manggarai, Daud Haris saat menggelar pertemuan oleh Polres Metro Jakarta Selatan, Senin (19/9/2022).

"Ada enam kamera CCTV. Tapi mohon maaf ini tidak berfungsi sama sekali. Dibilang rusak atau tidak, seharusnya ada komunikasi," ujar Daud.

Baca juga: Polisi Buru Provokator Tawuran Antarkelompok di Manggarai

Daud mengatakan enam kamera pengawas itu disebut tak berfungsi berdasarkan keterangan dari Lurah Manggarai, Arafat yang sebelumnya menelusuri.

"Pak Lurah yang memberikan laporan ada kamera CCTV, termasuk yang di pintu air tidak berfungsi," kata Daud.

Padahal, kata Daud, keenam kamera CCTV itu merupakan teknologi yang dapat diandalkan untuk merekam aksi para pelaku tawuran di underpass Manggarai.

"Menurut saya kalau itu berfungsi bisa menjadi parameter. Kalau saja mereka diambil hukum dengan bukti rekaman CCTV itu menjadi pukulan psikis buat belakangan anak-anak muda. Karena CCTV adalah teknologi yang jujur," kata dia.

Wakapolres Metro Jakarta Selatan, AKBP Harun sebelumnya mengatakan, penyidik yang datang ke lokasi telah mengumpulkan beberapa foto dan video tawuran antarkelompok itu.

Baca juga: Camat Tebet Menduga Ada Keterlibatan Warga Luar Saat Tawuran di Manggarai

Foto dan rekaman video itu dikumpulkan guna mengidentifikasi para pelaku yang terlibat tawuran tersebut.

"Beberapa video dan foto sudah ada di kami. Kami dari kepolisian akan tegas menindak perkara ini. Masyarakat yg ada di sana juga akan diidentifikasi," ujar Harun saat gelar pertemuan dengan warga di Kantor Kelurahan Manggarai, Senin (19/9/2022).

Harun menegaskan, proses identifikasi para pelaku tawuran untuk menelusuri provokator dapat dilakukan dengan teknologi yang dimiliki polri melalui foto dan rekaman video.

"Teknologi sekarang sudah bagus, ada pengenalan wajah. Jadi tanpa menanyakan ini siapa ini siapa, bisa terdeteksi," ucap Harun.

Baca juga: Camat Tebet Sebut Tawuran Antarkelompok di Manggarai Diawali Suara Petasan

Camat Tebet, Dyan Airlangga sebelumnya mengatakan, sudah tiga kali aksi tawuran antarkelompok pecah di Underpass Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, sepanjang September 2022.

"Sudah tiga kali kejadian. Lokasi sama di kolong manggarai," ujar Dyan.

Dyan mengatakan, tawuran warga Manggarai biasanya diawali dengan tanda-tanda suara petasan. Aksi saling serang itu dipicu karena persolan saling ledek.

Antisipasi dari Kecamatan Tebet dan Polres Metro Jakarta Selatan sebelumnya telah dilakukan dengan upaya mendirikan pos pantau di titik yang menjadi lokasi tawuran.

Baca juga: Sejak Awal September, Camat Sebut 3 Kali Tawuran Terjadi di Underpass Manggarai

Pos pantau itu disebut dijaga oleh petugas kepolisian dan warga sekitar yang dijadwalkan Senin-Sabtu mulai pukul 19.00-07.00 WIB.

"Tapi mereka (para pelaku tawuran) melihat kelengahan yang menjaga di pos pantau. Begitu pos kosong, mereka main (tawuran)," kata Dyan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com