Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Para Sopir Bus AKAP, Lebih Sering Lebaran di Jalan, Bukan bersama Keluarga...

Kompas.com - 12/12/2022, 19:35 WIB
Zintan Prihatini,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari Raya Idul Fitri sejatinya menjadi waktu bagi keluarga untuk berkumpul bersama. Namun, hal ini tak berlaku bagi para sopir bus antarkota antarprovinsi (AKAP) di Terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Sopir bus PO Haryanto, Jajang (27), adalah salah satu yang jarang merayakan Idul Fitri di kampung halamannya di Garut, Jawa Barat.

Bagi Jajang, berkumpul bersama keluarga merupakan suatu kemewahan. Sebab, pekerjaan sebagai sopir bus menuntutnya untuk bertanggung jawab mengantarkan para penumpang dari Jakarta menuju tempat tujuannya masing-masing.

"Saya pernah Lebaran di jalan tol. Waktu itu baru nyampe Pemalang, macetnya tiga hari tiga malam," ungkap Jajang saat ditemui Kompas.com di Terminal Tanjung Priok, Senin (12/12/2022).

Baca juga: Pulang Sebulan Sekali, Ini Kisah Kuncoro Sopir AKAP yang 12 Tahun Hidup Lintasi Aspal

Jajang sesekali menatap area jendela bus, dari tempatnya duduk di salah satu kursi penumpang. Ia mengingat-ingat kembali tahun yang membuatnya merayakan Idul Fitri di jalan.

Jajang kemudian ingat, 2017 merupakan tahun di mana dia membawa penumpang dari Cirebon menuju Tegal saat masih menjadi sopir bus PO Sahabat.

"Dari Cirebon-Tegal itu tiga hari tiga malam, tapi ya jalanin aja, namanya cari duit," kata dia.

Bagi pria yang sudah menjadi sopir bus AKAP selama enam tahun ini, jalanan menjadi tempat untuk mencari nafkah. Jajang juga mengaku bahwa sopir dipilihnya sebagai pekerjaan pertama.

"Saya jarang Lebaran bareng keluarga, sudah berapa tahun jarang shalat Idul Fitri di kampung, di jalan terus setiap tahun," ucap Jajang.

Baca juga: Uji Kelayakan Bus AKAP di Terminal Tanjung Priok, Dishub Temukan Banyak Pintu yang Seret

Meski merasa sedih tak bisa pulang kampung layaknya orang lain, Jajang tetap bersyukur menjalani pekerjaannya.

Kompas.com kemudian bertemu sopir bus lain bernama Rohman (33) yang memiliki nasib serupa. Sopir bus PO Murni Jaya itu pun tak merayakan Idul Fitri di rumahnya, Magelang, Jawa Tengah.

"Waktu kemarin, tahun 2021, saya Lebaran di jalan," ucap Rohman.

Rohman sendiri mengakali untuk pulang ke rumah saat mengantar penumpang menuju Yogyakarta. Saat sudah sampai di terminal, ia langsung pulang agar bisa bertemu keluarga meski hanya sebentar.

Baca juga: Pengemudi Bus di Terminal Tanjung Priok Bakal Cek Kesehatan Jelang Mudik Natal dan Tahun Baru

Jika sampai Yogyakarta pagi hari, maka Rohman akan kembali menyopir sore harinya menuju Jakarta.

"Kalau saya sudah terbiasa ya kayak gitu, kan saya juga masih bisa pulang misalnya pagi saya sampai rumah, nanti sore berangkat lagi bawa bis. Tapi di hari H Lebaran kemarin, hari kedua baru pulang. Hari pertamanya saya di Jakarta," tutur Rohman sembari tertawa ringan.

Meski hidup di Ibu Kota tanpa sanak saudara, Rohman tetap semangat mencari pundi-pundi rupiah. Rohman berpandangan, menafkahi keluarganya merupakan salah satu kekuatannya untuk terus bekerja sebagai sopir bus.

"Walaupun enggak ada keluarga di sini, sama. Biasa aja enggak sedih, kan kita kerja," kata Rohman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Warga Berbohong: 'Ngaku' Masih Tinggal di Jakarta, Padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: 'Ngaku' Masih Tinggal di Jakarta, Padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com