Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koboi Jalanan Ibu Kota, Cerminan Merosotnya Etika Hidup Bersama...

Kompas.com - 27/12/2022, 14:47 WIB
Zintan Prihatini,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi pengendara bertindak semena-mena berulang kali terjadi di jalanan Ibu Kota.

Terbaru, pengendara Pajero berpelat nomor B 1690 QH menodongkan pisau kepada R (33) di Jalan Boulevard, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Minggu (25/12/2022).

Menurut sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) AB Widyanta, hal ini merupakan realitas sosiologis yang perlu dipahami secara lebih kompleks.

"Kompleksitas itu, satu, dimensi arogansi di mana arogansi muncul karena orang ini merasa punya power, punya kuasa lebih atas yang lain," ungkap Abe, sapaan AB Widyanta, saat dihubungi, Selasa (27/12/2022).

Baca juga: Marak Aksi Koboi di Jalanan Jakarta, Sosiolog: Jalan bak Arena Pertarungan Kuasa

Abe berpandangan, para pelaku yang merasa memiliki jalan, menganggap memiliki hak lebih dibandingkan yang lain.

Sehingga, mereka sama sekali tak memiliki etika publik maupun etika hidup bersama. Perilaku ini jadi cerminan bahwa etika hidup bersama warga perkotaan semakin pudar, luntur, dan merosot.

"Ini sebetulnya penanda bahwa kita semakin pudar di dalam kota metropolitan itu, etika hidup bersama makin luntur, makin mengalami kemerosotan yang terlihat makin sering kasus-kasus seperti ini," jelas Abe.

Baca juga: Awal Mula Kasus Pengemudi Pajero Todongkan Pisau di Kelapa Gading

Dalam kacamata sosiologis, lanjut Abe, ada permasalahan psikologis massa di jalanan. Hal ini membentuk kecemasan publik yang menjadi "sumbu pendek" dan emosional.

"Kemudian muncul praktik penodongan, kekerasan. Ini menjadi problem psikologis massa yang harus dibaca. Kecemasan, represi psikologis di perkotaan, membutuhkan kanal yang tepat," ucap dia.

Abe menuturkan, munculnya perilaku koboi di jalanan Ibu Kota bukan hanya karena faktor emosional dan arogansi.

Ada persoalan mendasar yang belum kunjung selesai hingga hari ini, yakni ketersediaan transportasi publik yang merata dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Baca juga: Deretan Kasus Pengemudi Pajero Bak Jagoan ke Pengendara Lain

Semua warga negara berhak mendapatkan akses jalan. Namun, dengan keterbatasan jalan, ditambah melimpahnya kendaraan, membuat penggunaannya terbatas.

"Ada yang perlu lebih sangat serius dipikirkan oleh pemerintah, sampai kapankah negara ini memfasilitasi kendaraan-kendaraan pribadi tanpa pernah berpikir holistik, bahwa kita membutuhkan transportasi publik yang lebih bersifat tidak pribadi, tetapi yang massal," tutur Abe.

Dalam negara di dunia ketiga yang jumlah penduduknya banyak, kata Abe, transportasi publik menjadi sebuah kebutuhan mutlak.

Baca juga: Amuk Pengemudi Pajero, Todongkan Pisau dan Serempet Mobil di Kelapa Gading

Abe sendiri mengaku tak ingin berspekulasi terkait kasus penodongan pisau yang diduga dilakukan oleh pejabat publik.

Namun, apabila benar, Abe berpandangan, pelaku merupakan model pejabat yang tidak memiliki etika publik.

"Kalau dia berjalan, mestinya tidak baperan karena dia harus berbagi jalan dengan warga masyarakatnya," jelas Abe.

"Ini sebuah kesadaran bersama baik pejabat maupun bukan pejabat, warga negara biasa, bahwa semua memiliki hak atas akses jalan itu," sambung dia.

Berulangnya aksi koboi jalanan di Jakarta

Dalam catatan Kompas.com, para koboi jalanan Ibu Kota kerap menodong pengendara lain, yang tak jarang merugikan.

Pada kasus di Kelapa Gading, R mengatakan kejadian itu bermula saat ia berada di ruas jalan di depan Mall of Indonesia (MoI).

Sekitar pukul 21.50 WIB, mobil yang dikendarainya berada di jalur dua, sedangkan mobil pelaku di jalur tiga.

"Bapak yang satunya lagi, itu yang nodong saya ini di jalur yang ketiga di jalur yang untuk nyerobot," ujar R saat dihubungi Kompas.com, Senin (26/12/2022).

"Dari situ dia berusaha untuk menyerobot mobil saya tapi enggak dapat karena saya udah kasih mobil depannya dia untuk masuk jadi gantian, habis itu saya, habis itu dia (pelaku) tapi bapak ini enggak mau," lanjut dia.

Baca juga: Arogansi Pengemudi Pajero yang Todongkan Pisau Hanya Karena Tak Diberi Jalan saat Menyerobot di Kelapa Gading

Tepat saat berada di bundaran Jalan Boulevard Kelapa Gading, mobil milik R melambat karena kondisi yang ramai.

Saat itulah terjadi aksi penodongan menggunakan pisau oleh pelaku yang masih belum diketahui identitasnya itu.

Sebelum kejadi tersebut, pada Kamis (8/12/2022), seorang pengendara mobil berinisial DP juga diduga mengancam CE (27) menggunakan senjata api. Belakangan, polisi menyebut alat yang digunakan untuk mengancam CE yakni alat cukur, bukan senjata api.

Pada 18 September 2022, seorang anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga menodongkan pistol saat laju mobil berpelat dinas yang dikemudikannya terhalang di Jalan Tol Jagorawi, Cipayung, Jakarta Timur, arah Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com