Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengendara Motor di Kalimalang Nekat Lawan Arus, Terobos Polisi, hingga Masuk Perkampungan demi Hindari Macet

Kompas.com - 13/03/2023, 12:05 WIB
Nabilla Ramadhian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Hal serupa juga dituturkan oleh warga bernama Arif (40).

Pengendara motor melawan arus untuk menghindari macet sudah menjadi makanan sehari-hari.

Meski sudah terbiasa dengan peristiwa itu, Arif tetap merasa harus waspada lantaran pengendara motor yang melawan arus membahayakan warga setempat.

Mereka pun membuat orang-orang di sana cukup sulit beraktivitas.

"Kayak gini (melawan arus) berbahaya. Barusan juga ada mobil yang mau keluar (dari area pertokoan) jadi susah. Ini terjadi hampir setiap hari," terang dia di lokasi, Senin.

Lawan arus untuk hindari macet

Panca mengungkapkan bahwa situasi pengendara motor melawan arus terjadi setiap hari saat jam berangkat kerja.

Setiap Senin hingga Jumat, mulai pukul 06.30 WIB, biasanya kendaraan di Jalan Inspeksi Saluran mulai terpantau padat.

"Sebenernya enggak ada waktu pasti macetnya kapan, pokoknya setiap pagi kalau jalan utama macet, ya mulai pada lawan arus," ucap dia di lokasi.

Baca juga: Pelaku Usaha Kuliner Sebut Margonda Sudah Macet Tanpa Parkir On the Street Sekalipun

"Tapi biasanya mulai jam-jam segitu (sekitar 06.30 WIB). Biasanya mulai berkurang yang lawan arusnya jam 09.00-an WIB," imbuh Panca.

Namun, itu pun tidak pasti. Sebab, terkadang ada masanya ketika sudah pukul 09.00 WIB, masih ada pengendara motor yang melawan arus.

"Tergantung juga. Kalau jam segitu masih tersendat di sana (Jalan Inspeksi Saluran), ya masih ada yang lawan arah. Tapi kayak gini jarang," kata Panca.

Hal serupa juga dituturkan Arif. Menurut dia, banyak yang melawan arus lantaran Jalan Inspeksi Saluran macet pada jam-jam berangkat kerja.

Pengamatan Kompas.com di lokasi, Senin, pengendara tampak sudah melawan arus sekitar pukul 07.20 WIB.

Mereka tampak melawan arus secara beramai-ramai, sehingga membuat Jalan Laksamana Malahayati tampak seperti jalur utama dari Bekasi menuju Cawang.

Beberapa pengendara tampak melaju dengan cepat laiknya berada di jalur yang seharusnya.

Hingga pukul 08.30-an WIB, jumlah pengendara motor yang melawan arus mulai menurun.

Masih ada yang melawan arus, tetapi tidak seramai ketika pukul 07.20 WIB. Sekitar pukul 09.30 WIB, sesekali ada tiga hingga empat motor yang terpantau masih melawan arus, meski Jalan Inspeksi Saluran sudah tidak macet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com