Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Layaknya TPA Cipayung: Sudah Penuh Sesak, tapi Masih Kedatangan 1.000 Ton Sampah Per Hari

Kompas.com - 18/07/2023, 05:15 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Persoalan sampah di Kota Depok, Jawa Barat, masih belum ada titik terang. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung dinilai sudah tak layak beroperasi.

Anggota Fraksi PKB Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Depok Babai Suhaimi menilai, Wali Kota Depok Mohammad Idris abai terhadap persoalan sampah.

Sebab, kata Babai, Idris masih mengoperasikan TPA Cipayung. Padahal, menurut Babai, TPA Cipayung dinilai sudah tak layak dioperasikan dan penuh sesak sejak 2019.

Baca juga: Masalah Sampah di Depok Tak Kunjung Beres, TPA Cipayung Sudah Tidak Layak, TPST Jadi Solusi

Terima 1.000 ton per hari

Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok mengungkapkan, setiap hari terdapat sekitar 900-1.000 ton sampah dikirimkan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung.

Berdasarkan asumsi yang ditetapkan sebelumnya, setiap warga Depok rata-rata menghasilkan 0,67 liter sampah per hari. Artinya, ada 1.500 ton sampah per hari di Depok.

Namun, jumlah sampah yang dikirimkan ke TPA Cipayung per harinya 900-1.000 ton karena sebagian sampah disalurkan ke unit pengolahan sampah, bank sampah, hingga diambil pemulung.

"Kan ada (sampah) yang dibuang atau disalurkan ke tempat lain, jadi yang masuk ke TPA Cipayung enggak sampai 1.500 ton sampah," tutur Kepala DLHK Kota Depok Abdul Rahman, Senin (17/7/2023).

Baca juga: PR Berat Persoalan Sampah di Depok, Masih Layakkah TPA Cipayung?

Tumpukan mencapai 25 meter

DLHK Kota Depok mengungkapkan, berat total sampah di TPA Cipayung kini mencapai 3,5 juta metrik ton.

Sementara itu, menurut dia, ketinggian sampah di TPA Cipayung kini mencapai 25 meter di atas permukaan tanah.

"Kami akumulasi dari luasan dan ketinggian (sampah), perkiraan kami, sekitar 3,5 juta metrik ton (sampah di TPA Cipayung)," ucap Rahman.

Untuk mengatasi hal itu, Pemerintah Kota Depok hendak membuang sampah ke Tempat Pemrosesan dan Pengolahan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut-Nambo nantinya.

Kemudian, Pemerintah Pusat juga hendak mendirikan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di TPA Cipayung.

Baca juga: TPA Cipayung Disebut Tak Layak Beroperasi Lagi, Ini Kata DLHK Depok

Diklaim ramah lingkungan

Pemerintah Kota Depok memastikan TPST yang akan dibangun di Cipayung bersifat ramah lingkungan.

TPST itu nantinya mengolah sampah menjadi refused-derived fuel (RDF), bahan bakar pabrik semen setara batu bara muda.

"Jadi semua jenis yang disampaikan Kementerian PUPR itu (pengolahan menjadi RDF) adalah teknik pengelolaan sampah ramah lingkungan," ujar Rahman.

Abdul memastikan, proses pengolahan sampah menjadi RDF juga sudah melalui uji klinis. Ia menekankan, proses tersebut berbeda dengan proses pembakaran.

Baca juga: Pastikan TPST Cipayung Ramah Lingkungan, Pemkot Depok: Kalau Enggak, Masa Dibiayai APBN?

Abdul menegaskan, jika tak ramah lingkungan, pembangunan TPST di Depok tak mungkin bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Untuk diketahui, TPST di Depok akan mengolah 300 ton sampah per hari. Sebanyak 300 ton sampah itu menghasilkan sekitar 159 ton RDF.

(Penulis : Muhammad Naufal | Editor : Ihsanuddin, Nursita Sari, Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Irfan Maullana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Megapolitan
Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Megapolitan
Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Megapolitan
Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com