Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompolnas Sebut Bentrokan Ormas di Bekasi Seharusnya Bisa Dicegah

Kompas.com - 22/09/2023, 17:10 WIB
Joy Andre,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti berpendapat bahwa bentrokan antar-organisasi masyarakat (ormas) di Jalan Raya Setu-Bantargebang seharusnya bisa dicegah.

Sebagai informasi, bentrokan antar-ormas pecah pada Rabu (20/9/2023). Bentrokan bermula dari aksi massa yang terjadi di wilayah Kabupaten Bekasi. Namun, entah mengapa, bentrokan terjadi hingga ke wilayah Kota Bekasi.

Buntut kejadian tersebut, satu pemuda berinisial A (30) dinyatakan tewas.

"Bentrokan jadi meluas ini seharusnya bisa dicegah. Termasuk jatuhnya korban jiwa dan terganggunya masyarakat karena terjadinya kerusuhan," jelas Poengky kepada Kompas.com, Jumat (22/9/2023).

Baca juga: Bentrokan Ormas Pecah di Bekasi, Dipicu Persoalan Tunggakan Cicilan Kendaraan

Poengky menilai area Bekasi padat penduduk dan rawan kejahatan. Oleh sebab itu, sudah sepatutnya polisi sigap mengatasi hal-hal yang berpotensi menimbulkan kerawanan.

"Kami berharap jika dirasa memunculkan masalah harkamtibmas, sebaiknya jangan sampai ditunggu besar dan meledak di ruang publik, melainkan segera dibawa ke kantor polisi untuk dapat diselesaikan di sana," ucap Poengky.

"Kompolnas mendorong patroli rutin Kepolisian, terutama di wilayah-wilayah rawan kerusuhan. Peningkatan peran intelkam dan Bhabinkamtibmas, serta perlunya respon cepat masyarakat dan polisi sangat penting," tegas dia.

Baca juga: Kesaksian Warga Saat Bentrokan Ormas Pecah di Bekasi, Mencekam dan Ada Tembakan Gas Air Mata

Sebelumnya diberitakan, bentrokan antar-ormas pecah di Jalan Raya Setu-Bantargebang, Rabu (20/9/2023).

Bentrokan dipicu permasalahan penarikan satu unit mobil yang menunggak cicilan. Kejadian itu membuat massa geram dan aksi saling serang tak terhindarkan.

Kapolres Metro Bekasi Kombes Twedi Aditya Bennyahdi mengakui, kejadian awal terjadi di wilayah hukumnya atau tepatnya di Setu, Kabupaten Bekasi.

"Awalnya antara pihak leasing dengan pemegang unit kendaraan. Kemudian pemegang unit kendaraan ini memanggil ormas (ormas A dan B)," ucap Twedi di lokasi, Rabu malam.

"Kemudian ternyata satu orang dari pihak leasing ini merupakan teman dari anggota ormas lainnya (ormas C)," tambah Twedi.

Baca juga: Terjebak di Restoran Saat Bentrokan Ormas di Bekasi, Warga: Kami Ditahan Sampai Suasana Mereda

Mediasi soal perkara itu sempat dilakukan di Polsek Setu. Namun, pemegang unit tetap tidak terima. Situasi memanas dan bentrokan pecah pada pukul 17.30 WIB.

Kendati demikian, massa sempat berhasil dipukul mundur.

"Sampai pukul 18.00 WIB, pihak-pihak ormas membubarkan diri," imbuh Twedi.

Redanya amarah massa tak berlangsung lama. Bentrokan kembali pecah dan berlanjut ke wilayah hukum Polres Metro Bekasi Kota.

Dalam bentrokan yang terjadi di wilayah Kota Bekasi, aksi massa justru semakin ganas.

Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Dani Hamdani menyebut, ada satu pemuda yang dinyatakan tewas akibat kejadian tersebut.

"Satu orang atas nama A, kelahiran (tahun) 1993," ujar Dani di Plaza Pemkot Bekasi, Kamis pagi.

Ia menyatakan bahwa korban telah dibawa ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Kota Bekasi untuk proses otopsi.

Ia sendiri belum tahu dari kelompok mana korban dan mengapa bentrokan yang awalnya terjadi di Kabupaten Bekasi itu melebar hingga ke wilayah Kota Bekasi.

Adapun total 39 orang ditangkap dan kini telah digali keterangannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Flashback' Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

"Flashback" Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

Megapolitan
Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Megapolitan
Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Megapolitan
Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Megapolitan
PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

Megapolitan
Larang Bisnis 'Numpang' KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Larang Bisnis "Numpang" KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Megapolitan
Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Megapolitan
Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Megapolitan
Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com