JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang ibu jemaat sebuah gereja mengungkapkan kesaksiannya soal pemicu bentrok antar-jemaat gereja di Gang Budi, Jalan Dewi Sartika, Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (24/6/2024) malam.
Anna (bukan nama sebenarnya) menyatakan, Senin sekitar pukul 17.30, beberapa jemaat mulai berdatangan ke gereja yang berlokasi di Jalan Budhi, Cawang itu. Menurutnya, ia dan jemaat gereja lain memang dijadwalkan secara rutin beribadah di gereja tersebut.
Namun, sesampainya di rumah ibadah itu, ada papan peringatan yang menyatakan bahwa selain jemaat gereja tersebut tidak boleh masuk ke gedung gereja.
"Kami ibu-ibu kan memang punya jadwal ibadah itu setiap hari Senin jam 18.00 WIB," kata Anna saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (26/6/2024).
"Tetapi, di depan gedung gereja dipasang kertas (peringatan dilarang masuk). Ya kita marah dong. Kan mereka tahu juga jadwal ibadah kita itu," terangnya.
Baca juga: Sore Mencekam di Pasar Minggu, Dua Kelompok Ormas Bentrok karena Peristiwa Pembacokan
Anna mengatakan, kelompok jemaat gereja tersebut sedianya selesai beribadah pada hari Minggu. Mestinya, pada hari Senin gereja bisa digunakan jemaat lainnya.
Namun, sekelompok orang justru terlihat berupaya menduduki gereja, sehingga jemaat lain tak bisa menggunakan tempat ibadah tersebut.
"Bahkan, mereka itu sampai menginap dan mengunci gedung gereja dari dalam. Kami ini tidak diperbolehkan masuk," sambung dia.
Anna menjelaskan, konfik penggunaan gedung gereja antara dua kelompok jemaat ini sebenarnya sudah terjadi sejak lama.
Bahkan, kata dia, pemasalahan ini sudah pernah dimediasi oleh pihak kepolisian. Hasil mediasi menyatakan, gedung gereja dapat digunakan secara bersama.
Namun, kesepakatan itu ternyata tak dipatuhi. Puncaknya, Senin (24/6/2024) malam, bentrok pecah di Jalan Dewi Sartika.
Akan tetapi, Anna menyebut, bentrok saat itu bukan hanya melibatkan jemaat dua gereja, melainkan juga warga sekitar.
"Ini membuat warga kampung sini marah kok ada orang dari luar ikutan masuk ke gereja. Jadi massa yang bentrok itu sudah bercampur dengan masyarakat sekitar," ujar dia.
Imbas dari bentrokan tersebut, gedung gereja kini dipasang garis polisi. Akibatnya, sementara waktu gereja tidak bisa digunakan oleh jemaat mana pun.
"Kedua kelompok jemaat akhitnya enggak bisa pakai gedung gereja sekarang karena masih status quo," terang Anna.