Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Mampu Beli Tiket Kolam Renang, Anak-anak di Pademangan Berenang di Kali Keruh dan Banyak Ular

Kompas.com - 28/06/2024, 16:29 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kali Mati yang berada di RW 01, Kelurahan Pademangan Barat, Jakarta Utara, menjadi tempat favorit anak-anak untuk berenang sejak beberapa tahun lalu.

"Itu memang udah dari beberapa tahun yang lalu (anak-anak suka berenang). Itu banyak ular, ada biawak panjangnya satu meter," ucap Dedi Permana petugas LMK RW 01, Kelurahan Pademangan Barat, Jakarta Utara, saat diwawancarai oleh Kompas.com, Jumat (28/6/2024).

Dedi mengatakan, setiap harinya anak-anak mulai berenang di Kali Mati sekitar pukul 14.00 WIB hingga 17.00 WIB.

Baca juga: Dua Penipu “Like” dan “Subscribe” yang Tertangkap Bertugas Bikin Rekening

Biasanya, mereka datang berkelompok dan bergantian. Menurut Dedi, anak-anak yang biasa berenang di Kali Mati bukan tinggal di lingkungan RW 01, melainkan berasal dari Pademangan Timur, bahkan Kampung Bandan.

Pengataman Kompas.com di lokasi sekitar pukul 15.00 WIB, ada sekitar enam orang anak yang datang ke Kali Mati.

Sebelum berenang, mereka terlihat memantau lingkungan sekitar untuk memastikan apakah ada petugas LMK atau tidak.

Pasalnya, jika ada petugas LMK anak-anak tersebut dilarang untuk berenang.

Dari kejauhan terlihat, mereka satu per satu melepaskan busananya. Beberapa anak ada yang menyangkutkan busananya ke pohon agar tidak terjatuh dan basah.

Tak lama dari itu, keenam anak tersebut langsung turun ke kali dan berenang. Mereka juga melompat dari atas jembatan secara bergantian.

Senyum bahagia terpancar di wajah anak-anak itu, meski berenang di air yang keruh dan penuh lumpur hitam.

Baca juga: Cegah Pencurian, PLN Minta Masyarakat Segera Lapor jika Lihat Orang Mencurigakan di Sekitar Instalasi Listrik

Bahkan, tak jauh dari lokasi mereka berenang terdapat bangkai anjing yang sudah mengambang.

Tak hanya bangkai, Dedi mengungkapkan, di dalam kali tersebut juga terdapat banyak benda tajam. Selain itu, air kali juga terlihat begitu penuh lumut dan sampah daun.

Meski begitu, mereka tetap tak menghiraukan, anak-anak yang duduk di bangku SMP tersebut tetap terlihat asik bermain air.

Saat ditanya, alasan anak-anak itu nekat berenang di kali, karena tak memiliki uang untuk membeli tiket kolam renang.

"Enggak ada uang buat (berenang) di kolam renang," ujar salah satu anak saat ditanya Kompas.com.

Dedi mengungkapkan, sudah berulang kali mencegah anak-anak itu berenang karena berbahaya.

"Mereka loncat dari jembatan itu kan di dalam lumpur ada beling, soalnya pernah ada yang sobek kakinya, tapi enggak ada yang kapok-kapok," jelas Dedi.

Baca juga: Kakak Beradik di Bogor Rekrut 70 Selebgram untuk Promosikan 16 Situs Judi Online Sejak 2022

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Melawan Saat Ditangkap, Pencuri Sepeda Motor di Bogor Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Pencuri Sepeda Motor di Bogor Ditembak Polisi

Megapolitan
Libatkan Selebgram, Polresta Bogor Bentuk Tim Khusus untuk Berantas Judi Online

Libatkan Selebgram, Polresta Bogor Bentuk Tim Khusus untuk Berantas Judi Online

Megapolitan
Melebihi Target, Program Khitan Massal PAM Jaya Diikuti 521 Anak dari Wilayah Jakarta

Melebihi Target, Program Khitan Massal PAM Jaya Diikuti 521 Anak dari Wilayah Jakarta

Megapolitan
Polda Metro Jaya Ambil Alih Seluruh Laporan Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Polda Metro Jaya Ambil Alih Seluruh Laporan Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Polisi: Kakak-Adik di Jaktim Rencanakan Pembunuhan Pedagang Perabot

Polisi: Kakak-Adik di Jaktim Rencanakan Pembunuhan Pedagang Perabot

Megapolitan
Suami Bakar Istri di Tangerang, Adik Pelaku dan Tetangga Sempat Mencegah

Suami Bakar Istri di Tangerang, Adik Pelaku dan Tetangga Sempat Mencegah

Megapolitan
Heru Budi Kembalikan Pencari Suaka di Depan Kantor UNHCR ke Tempat yang Layak

Heru Budi Kembalikan Pencari Suaka di Depan Kantor UNHCR ke Tempat yang Layak

Megapolitan
Dishub Jaksel Terus Tertibkan Jukir Liar di Minimarket

Dishub Jaksel Terus Tertibkan Jukir Liar di Minimarket

Megapolitan
Enam Kios di Belakang Terminal Kampung Rambutan Terbakar, Diduga akibat Kebocoran Gas

Enam Kios di Belakang Terminal Kampung Rambutan Terbakar, Diduga akibat Kebocoran Gas

Megapolitan
Meski Sulit Cari Uang, Sopir Bajaj di Grogol Percaya Pendidikan Investasi Terbaik untuk Anak

Meski Sulit Cari Uang, Sopir Bajaj di Grogol Percaya Pendidikan Investasi Terbaik untuk Anak

Megapolitan
Motif Putri Kedua Pedagang Perabot di Jaktim Bunuh Ayahnya Sendiri, Sering Dipukuli dan Tak Diberi Makan

Motif Putri Kedua Pedagang Perabot di Jaktim Bunuh Ayahnya Sendiri, Sering Dipukuli dan Tak Diberi Makan

Megapolitan
Bawaslu DKI Mulai Petakan Kerawanan Pilkada Jakarta 2024

Bawaslu DKI Mulai Petakan Kerawanan Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
16 Bangunan Terdampak Kebakaran di Kampung Bali Tanah Abang, Sebagian Korban Cari Kontrakan

16 Bangunan Terdampak Kebakaran di Kampung Bali Tanah Abang, Sebagian Korban Cari Kontrakan

Megapolitan
840 Petugas Bersihkan Monas Usai Perayaan HUT Bhayangkara

840 Petugas Bersihkan Monas Usai Perayaan HUT Bhayangkara

Megapolitan
Kini Bajaj Tak Lagi Eksis, Sopirnya Makin Susah Cari Rupiah...

Kini Bajaj Tak Lagi Eksis, Sopirnya Makin Susah Cari Rupiah...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com