Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Pembatasan Usia Kendaraan 10 Tahun di Jakarta, Untuk Siapa?

Kompas.com - 01/07/2024, 08:16 WIB
Muhammad Isa Bustomi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana pemberlakuan pembatasan usia kendaraan bermotor di Jakarta, yakni maksimal berusia 10 tahun disebut akan mendapat penolakan dari masyarakat.

Rencana itu kembali mengemuka beberapa hari terakhir ini setelah sebelumnya sekitar tahun 2015 juga pernah mencuat ke publik.

Adapun pembatasan usia kendaraan maksimal 10 tahun di Jakarta, rencananya diterapkan di Jakarta tahun depan atau pada 2025

Tetapi ada Dilema pembatasan usia kendaraan di Jakarta, antara penyelesaian kemacetan, polusi atau tersendatnya gerak roda ekonomi.

Baca juga: Timbul Tenggelam, Rencana Kebijakan Pembatasan Usia Kendaraan 10 Tahun di Jakarta

"Memang untuk menangani polusi bisa teratasi walaupun belum signifikan, juga dengan kemacetan. Tapi, menurut saya, kebijakan ini merugikan masyarkat bawah," kata Trubus saat dihubungi Kompas.com, Minggu (30/6/2024) malam.

Masyarakat kalangan yang tingkat ekonominya menengah ke bawah disebut akan sulit untuk membeli kendaraan baru yang usia kendaraannya masuk dalam regulasi.

Sedangkan, kendaraan masyarakat Jakarta yang usianya telah di atas 10 tahun ternyata mungkin transportasi mereka dalam mencari nafkah.

Sementara untuk kondisi transportasi umum di Jakarta saat ini dianggap belum sepenuhnya memadai.

Baca juga: Survei 49 Persen Warga Jakarta Menolak Pembatasan Usia Kendaraan

Kebijakan pembatasan usia kendaraan ini dinilai berpihak hanya pada orang yang mampu beli kendaraan baru.

"Dampaknya lebih kepada publik, dalam artinya masyarakat berpenghasilan rendah," kata Trubus.

Menurut Trubus, tidak menutup kemungkinan pembatasan usia kendaraan di Jakarta akan berdampak pada gerak roda ekonomi.

"Termasuk harga pangan juga mahal. Karena selama ini kan dipasok dengan kendaraan tua ini," kata Trubus.

"Jadi harga bahan baku nanti akan naik. Nah ini nanti akan berdampak kepada daya beli masyarakat nantinya," sambungnya.

Baca juga: Soal Pembatasan Usia Kendaraan, Jakarta Bisa Berkaca dari Singapura

Bengkel berpotensi tutup dan PHK pekerja

Trubus menilai, aturan pembatasan usia kendaraan yang bisa melintas di Jakarta itu juga akan berdampak pada industri otomotif.

Bengkel yang selama ini memperbaiki kendaraan berusia lebih dari 10 tahun, tentu jumlah unit yang dikerjakan akan berkurang.

"Banyak bengkel bengkel nanti akhirnya tutup," kata Trubus.

Padahal, industri otomotis ini memberikan pendapatan asli daerah (PAD) yang cukup besar.

Baca juga: Pembatasan Usia Kendaraan Jakarta Perlu Harmonisasi Seluruh Kebijakan

Aturan pembatasan usia kendaraan itu juga nanti berdampak pada pekerja yang ada di bengkel-bengkel yang selama ini memperbaiki mobil tua.

"Orang bekerja di bengkel jadi berkurang. Dampaknya lebih kepada publik, dalam artinya masyarakat berpenghasilan rendah," kata Trubus.

Dengan begitu, Trubus menilai pembatasan usia kendaraan bermotor di Jakarta, yakni maksimal berusia 10 tahun sudah tidak lagi relevan.

Apalagi, Jakarta dalam waktu dekat ini sudah tidak lagi berstatus menjadi ibu kota.

Baca juga: Cerita Lama, Wacana Pembatasan Usia Kendaraan Bergulir sejak 2015

"Aturan ini sudah tak relevan. Keran nanti jakarta suda tak menjadi ibu kota," kata Trubus.

Trubus pun mempertanyakan, untuk siapa aturan pembatasan usia kendaraan di Jakarta, maksimal 10 tahun. Sebab tak semua warga bisa membeli kendaraan baru.

"Jadi untuk siapa,? bukan untuk masyarakat bawah, tetapi pelaku menengah ke atas. Ada kepentingan politik juga," ucap Trubus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembobol Rumah di Bogor yang Bawa Kabur Logam Mulia hingga PlayStation

Polisi Tangkap Pembobol Rumah di Bogor yang Bawa Kabur Logam Mulia hingga PlayStation

Megapolitan
Jerit Pilu Wanita di Koja, Temukan Suami Tewas Gantung Diri Saat Bersihkan Balai Warga

Jerit Pilu Wanita di Koja, Temukan Suami Tewas Gantung Diri Saat Bersihkan Balai Warga

Megapolitan
Histerisnya Sang Istri Temukan Suami Tewas Gantung Diri di Balai Warga Koja...

Histerisnya Sang Istri Temukan Suami Tewas Gantung Diri di Balai Warga Koja...

Megapolitan
Ibu Atlet Senam Berprestasi Surati Kadisdik Depok, Minta Anaknya Diterima di SMP Negeri

Ibu Atlet Senam Berprestasi Surati Kadisdik Depok, Minta Anaknya Diterima di SMP Negeri

Megapolitan
Saat Kopi Kekinian Turun ke Jalan Menjemput Pembeli...

Saat Kopi Kekinian Turun ke Jalan Menjemput Pembeli...

Megapolitan
Kelakuan 'Agak Laen' Pemuda di Cengkareng: Jual Pacar sampai Hamil, Uangnya Dipakai untuk Kebutuhan Hidup

Kelakuan "Agak Laen" Pemuda di Cengkareng: Jual Pacar sampai Hamil, Uangnya Dipakai untuk Kebutuhan Hidup

Megapolitan
Ketua RW Kampung Bali Kelabakan, Bolak-balik Urus Warga Saat Panik Rumahnya Nyaris Terbakar

Ketua RW Kampung Bali Kelabakan, Bolak-balik Urus Warga Saat Panik Rumahnya Nyaris Terbakar

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 5 Juli 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 5 Juli 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 5 Juli 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 5 Juli 2024

Megapolitan
Sebulan Berlalu, Polisi Masih Selidiki Penyebab Kebakaran Hotel di Alam Sutera

Sebulan Berlalu, Polisi Masih Selidiki Penyebab Kebakaran Hotel di Alam Sutera

Megapolitan
Heru Budi Bisa Saja Ikut Pilkada, tapi Dianggap Sulit Diusung Partai Politik

Heru Budi Bisa Saja Ikut Pilkada, tapi Dianggap Sulit Diusung Partai Politik

Megapolitan
Polda Metro Periksa Pendeta Gilbert dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Periksa Pendeta Gilbert dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
SMPN 3 Depok Disebut Pertimbangkan Kembali Terima Atlet Senam Berprestasi yang Tak Lolos PPDB

SMPN 3 Depok Disebut Pertimbangkan Kembali Terima Atlet Senam Berprestasi yang Tak Lolos PPDB

Megapolitan
Laptop Setengah Hangus dan 3 Cincin Hitam Jadi Kenang-kenangan Kebakaran Rumah di Kampung Bali

Laptop Setengah Hangus dan 3 Cincin Hitam Jadi Kenang-kenangan Kebakaran Rumah di Kampung Bali

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 5 Juli 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 5 Juli 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com