Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalapas Cipinang Pastikan Tak Ada Keterlibatan Petugas Dalam Kasus "Love Scamming"

Kompas.com - 01/07/2024, 20:04 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Lembaga Permasyarakatan (Kalapas) Kelas I Cipinang, EP Prayer Manik memastikan tidak ada keterlibatan petugas lapas dalam kasus "love scamming" yang dilakukan oleh salah satu warga binaan berinisial MA (21).

"Berdasarkan pemeriksaan yang telah kami lakukan, dia mengaku bahwa tidak ada keterlibatan petugas lapas," kata Prayer saat jumpa pers di Lapas Kelas I Cipinang, Jakarta Timur, Senin (1/7/2024).

"Tidak ada suruhan petugas, tidak ada perintah siapa, tidak ada. Ini murni memang inisiatif MA sendiri," lanjut dia.

Baca juga: Kasus Love Scamming di Lapas Cipinang, Kalapas: Pelaku Beli HP dari Warga Binaan Lain

Menurut Prayer, saat diperiksa pelaku mengaku baru pertama kali melakukan pemerasan dengan modus love scamming.

Kendati demikian, Prayer tidak dapat menjelaskan motif MA melakukan aksinya tersebut, karena semua penyelidikan dilakukan oleh Polda Jawa Barat (Jabar) yang menangani kasus tersebut.

"Ini yang tidak bisa saya dalami motifnya seperti apa. Mungkin nanti ke pihak Polda Jabar untuk motifnya," imbuh dia.

Diberitakan sebelumnya, MA melakukan love scamming dengan memeras dan mengancam akan menyebarkan foto tanpa busana seorang perempuan yang masih duduk di bangku SMP yang berdomisili di Jawa Barat.

"Benar adanya bahwasanya salah satu warga binaan Lapas Cipinang masih dalam praduga tak bersalah melakukan tindak pidana menyebarkan informasi elektronik berupa muatan tindak kesusilaan," kata Kalapas Kelas I Cipinang, Jakarta Timur, EP Prayer Manik, Senin.

Menurut dia, Polda Jawa Barat (Jabar) sebelumnya telah menangani kasus ini terlebih dulu.

Kemudian, pada Selasa (25/6/2024), pihak lembaga permasyarakatan baru melakukan penyisiran di setiap blok untuk mencari terduga pelaku, setelah mendapatkan informasi dari Polda Jabar.

Baca juga: Napi Pelaku Love Scamming di Lapas Cipinang Dipindahkan ke Nusakambangan

"Karena kondisi kita memang sangat luas, ada tiga blok di sini, blok tipe 7, 5, dan 3, sehingga kita harus maping lagi. Dan alhamdulilah dapat di blok 5 tipe 5 di kamar aula," kata Prayer.

Prayer menjelaskan, dari hasil penggeledahan, ditemukan satu buah handphone (HP) sebagai barang bukti yang digunakan MA untuk melakukan pemerasan.

"Dari hasil pemeriksaan yang telah kami lakukan, MA mengaku baru pertama kali melakukan itu dan tidak ada keterlibatan pertugas lapas, ini murni memang inisiatif MA sendiri," jelas dia.

Kini, MA sudah mendapatkan sanksi berupa pengurangan hukuman (remisi) dan hak lainnya seperti cuti bersyarat (CB), cuti menjelang bebas (CMB), dan pembebasan bersyarat (PB).

Tak hanya itu, MA juga dipindahkan ke Lapas Karanganyar di Nusakambangan agar merasakan efek jera.

"Sebagai bentuk keseriusan Ditjenpas, kami langsung memindahkan MA ke Nusakambangan, tepatnya di lapas super maksimum security," ungkap Kadiv Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta, Tonny Nainggolan.

"Mudah-mudahan ini akan membuat efek jera, tidak hanya pelaku tetapi juga bagi orang-orang maupun warga binaan lain yang melakukan hal-hal yang sama," tutur dia.

Baca juga: Tahanan Lapas Cipinang Tipu dan Sebarkan Foto Tanpa Busana Gadis SMP di Jabar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pohon Setinggi 10 Meter yang Tumbang di Jalan Gatot Subroto Jaksel Telah Dievakuasi

Pohon Setinggi 10 Meter yang Tumbang di Jalan Gatot Subroto Jaksel Telah Dievakuasi

Megapolitan
Detik-detik Dua Jambret Beraksi di CFD, Bilang “Tembak” sebagai Isyarat Colong Ponsel Dimulai

Detik-detik Dua Jambret Beraksi di CFD, Bilang “Tembak” sebagai Isyarat Colong Ponsel Dimulai

Megapolitan
Pelaku Penggelapan Mobil Rental Pakai Identitas Palsu, Polisi: NIK Berada di Sumatera Utara

Pelaku Penggelapan Mobil Rental Pakai Identitas Palsu, Polisi: NIK Berada di Sumatera Utara

Megapolitan
Penumpukan Penumpang Masih Terjadi di Stasiun Sudirman

Penumpukan Penumpang Masih Terjadi di Stasiun Sudirman

Megapolitan
Dua RT di Jakarta Selatan Terendam Banjir, Ketinggian Air Mencapai 70 Cm

Dua RT di Jakarta Selatan Terendam Banjir, Ketinggian Air Mencapai 70 Cm

Megapolitan
Polisi: Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Masih Berstatus Saksi meski Masuk DPO

Polisi: Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Masih Berstatus Saksi meski Masuk DPO

Megapolitan
Jalan Jenderal Sudirman Menuju Semanggi Macet Total Imbas Hujan Angin Sore Tadi

Jalan Jenderal Sudirman Menuju Semanggi Macet Total Imbas Hujan Angin Sore Tadi

Megapolitan
Heru Budi Sebut Gibran Bakal Bereskan Permasalahan di Jakarta

Heru Budi Sebut Gibran Bakal Bereskan Permasalahan di Jakarta

Megapolitan
Hujan Disertai Angin Kencang Bikin Pohon Tumbang dan Timpa Satu Mobil di Senen

Hujan Disertai Angin Kencang Bikin Pohon Tumbang dan Timpa Satu Mobil di Senen

Megapolitan
Jalan di Tebet Sempat Ambles dan Nyaris Celakai Pengendara, Kini Sudah Ditambal

Jalan di Tebet Sempat Ambles dan Nyaris Celakai Pengendara, Kini Sudah Ditambal

Megapolitan
Pengguna KRL Menumpuk di Stasiun Sudirman hingga Terowongan Kendal Imbas Pohon Tumbang

Pengguna KRL Menumpuk di Stasiun Sudirman hingga Terowongan Kendal Imbas Pohon Tumbang

Megapolitan
Wartawan Perempuan Jadi Korban Pelecehan Seksual Pria Paruh Baya di Alun-alun Kota Bogor

Wartawan Perempuan Jadi Korban Pelecehan Seksual Pria Paruh Baya di Alun-alun Kota Bogor

Megapolitan
260 Pelajar di Jawa Barat Dianulir karena Berbuat Curang dalam PPDB 2024

260 Pelajar di Jawa Barat Dianulir karena Berbuat Curang dalam PPDB 2024

Megapolitan
Tahu Fotonya Viral, Dua Jambret di CFD Langsung Kabur ke Rumah Paman dan Sukabumi

Tahu Fotonya Viral, Dua Jambret di CFD Langsung Kabur ke Rumah Paman dan Sukabumi

Megapolitan
Kesal Mengantar ke Jalan Sempit, Sopir Taksi Online Diduga Lecehkan Penumpangnya Secara Verbal

Kesal Mengantar ke Jalan Sempit, Sopir Taksi Online Diduga Lecehkan Penumpangnya Secara Verbal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com