Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Agus-Sylvi Permasalahkan Penggunaan Suket di Kelapa Dua Wetan

Kompas.com - 24/02/2017, 11:52 WIB
Nursita Sari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Tim pemenangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, menemukan penggunaan lebih dari dua jenis surat keterangan (suket) pada pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta 2017 di TPS 22 Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.

Padahal, suket yang bisa digunakan untuk Pilkada DKI hanya dua jenis yang dikeluarkan kepala satuan pelaksana (kasatpel) kependudukan atas nama Disdukcapil di tingkat kelurahan.

Kedua jenis suket itu yakni yang memiliki barcode dan tidak. Tim Agus-Sylvi kemudian mempermasalahkan penggunaan suket itu dalam rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan suara Pilkada DKI Jakarta di tingkat kota Jakarta Timur, Jumat (24/2/2017).

Dalam rapat pleno tersebut, Ketua KPPS TPS 22, Viktor, mengatakan ada 25 pemilih yang menggunakan suket di TPS tersebut. Dari 25 pemilih tersebut, ada tiga jenis suket yang digunakan, selain dua suket yang dikeluarkan kasatpel kelurahan, ada satu jenis suket terdahulu yang digunakan.

"Saat pleno di kecamatan, yang saya tahu ada tiga jenis," ujar Viktor, dalam rapat pleno di Hotel Maxone Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat siang.

Dalam kesempatan yang sama, Kasatpel Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Wahin, menjelaskan sebelum dia mengeluarkan dua jenis suket yang digunakan untuk pilkada, Kelurahan Kelapa Dua Wetan sudah mengeluarkan suket jenis lain yang ditandatangani lurah.

Jenis suket itulah yang digunakan pemilih di TPS 22. Kasudin Dukcapil Jakarta Timur Sukma Wijaya juga menjelaskan, dua jenis suket yang digunakan untuk kepentingan pilkada dikeluarkan pada September dan November.

Namun, sebelum itu, Dukcapil juga sudah melayani perekaman e-KTP dan mengeluarkan suket sebagai bukti perekaman.

"Yang bersangkutan (pemilih yang menggunakan suket lama) mungkin belum ganti ke suket yang digunakan untuk pilkada. Pada hari H masuk petugas kami dan verifikasi. Kalau itu benar (warga DKI), kenapa tidak punya hak untuk memilih," kata Sukma Wijaya, dalam kesempatan yang sama.

Saksi dari tim Agus-Sylvi yang hadir, Rachmat, kemudian mempermasalahkan dan mempertanyakan apakah suket yang ditandatangani lurah itu sah.

"Apakah di luar dua suket yang kami pahami itu sah? Kami tanyakan apakah itu dianggap sah?" ujar Rachmat.

Untuk menengahi persoalan tersebut, Ketua Panwaslu Jakarta Timur Sahrozi menanyakan apakah suket baru bisa dicetak menggantikan suket lama yang dikeluarkan kelurahan.

"Bisa enggak di-print-kan yang versi Dukcapilnya untuk melengkapi (suket) versi kelurahan? Kalau ada, sampaikan di forum, sah enggak. Kan secara substansi mereka berhak memilih, secara administrasi memang ini kesalahannya," ucap Sahrozi.

Wahin pun mengatakan suket pengganti suket lama sudah dicetak menggunakan suket yag dilengkapi barcode dan sudah diuji ketunggalannya. Dia menyerahkan semua salinan suket yang digunakan pemilih di TPS 22, yakni 25 suket, kepada Komisioner KPU Jakarta Timur yang menjadi pemimpin rapat pleno.

"25-nya sudah ada suket ber-barcode. Ini sudah di-print kasatpel. Secara substansi memang mereka punya hak, tapi mereka tidak ngurus lagi ke kelurahan," kata Ketua KPU Jakarta Timur, Nurdin.

Saksi dari Agus-Sylvi dan dua pasangan calon lainnya kemudian menerima salinan suket tersebut dan menilai persoalan telah selesai. Dengan selesainya persoalan tersebut, KPU Jakarta Timur mengesahkan hasil perolehan suara di Kecamatan Ciracas yang sempat tertunda kemarin dengan mengetuk palu satu kali.

Perolehan suara Agus-Sylvi di Ciracas sebanyak 27.303 suara. Pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat memeroleh 66.192 suara, sedangkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno mengantongi 61.130 suara.

Kompas TV Hak masyarakat di tanah air berpesta demokrasi, memilih kepala daerah serentak telah tersalurkan. Namun, prosesnya masih berlangsung dan masih harus dikawal demi lahirnya pemimpin daerah yang berkualitas. Proses rekapitulasi atau penghitungan suara masih terus berlangsung. Di Ibu Kota Jakarta, sampai Kamis (16/2) malam, khusus di wilayah Jakarta Barat, Basuki-Djarot unggul sementara dengan perolehan suara 48,3 persen. Disusul Anies-Sandi 35,6 persen, dan ketiga Agus-Sylvi ketiga 16,2 persen. Seperti apa penghitungan suara di kota-kota lain Jakarta?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Megapolitan
Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com