Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desain Rusun-Pasar Jokowi Diprotes

Kompas.com - 14/11/2013, 08:36 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mendesain rumah susun sewa sederhana (rusunawa) yang terintegrasi dengan pasar tradisional di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Namun, sejumlah pedagang memprotes bangunan yang telah didesain oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tersebut.

Protes tersebut dilayangkan saat para pedagang Pasar Minggu bertemu langsung dengan Jokowi saat peresmian relokasi 843 pedagang kaki lima ke dalam Blok B, C, dan lokasi binaan (lokbin), Rabu (13/11/2013) kemarin. Melalui salah seorang pedagang, yakni M Rizal (30), ia memprotes desain rusun-pasar di sana.

"Kita 30 tahun menantikan pasar seperti sekarang. Terkesan sudah enggak semrawut dan kumuh sehingga enggak nyaman. Tapi, kita keberatan kalau ada rusun," ujar pedagang sayur itu.

Lantas, apa tanggapan Joko Widodo? Ia menilai, desain yang telah dibuat memiliki efek jangka panjang. Dalam satu permukiman, terdapat beragam kebutuhan warganya sehingga persoalan kemacetan, kesemrawutan pasar bisa diminimalisasi dengan tidak hanya desain bangunan, tetapi juga desain sosial.

"Orang kan tinggal beli ke bawah.Yang jualan juga tinggal di atas. Apalagi, kan nanti terkoneksi KRL, MRT, transjakarta. Jangan bayangkan saat ini, tapi 20-30 tahun mendatang," tutur Jokowi.

Jokowi menilai, adanya protes lantaran ketidaktahuan para pedagang tentang nilai lebih desain tersebut. Dalam waktu dekat, ia berjanji akan melakukan komunikasi dengan para pedagang untuk mendengar apa pendapat mereka tentang desainnya itu.

Penataan relokasi Pasar Minggu berhasil memindahkan 843 pedagang kaki lima ke dalam Blok B, C, dan lokasi binaan di Pasar Minggu yang telah tersedia. Jenis komoditas yang dijual ialah sayur-mayur, makanan dan minuman, elektronik, dan lainnya.

Di tempat yang baru, pedagang diberikan tempat usaha secara cuma-cuma alias gratis selama enam bulan. Namun, pedagang tetap diwajibkan membayar iuran biaya pengelolaan pasar, yakni listrik dan air sesuai dengan pemakaian. Pedagang yang sudah direlokasi dilarang menjual, mangalihkan, atau menyewakan lokasi usahanya kepada pihak mana pun.

Adapun pembangunan rumah susun sewa di kawasan tersebut baru akan dilaksanakan tahun depan. Pembangunan tersebut dilakukan oleh Dinas Perumahan dan Bangunan DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada Jakarta, Bawaslu DKI Belum Punya Ruang Gakkumdu di Tingkat Kota

Jelang Pilkada Jakarta, Bawaslu DKI Belum Punya Ruang Gakkumdu di Tingkat Kota

Megapolitan
Ikut Heru Budi Blusukan di Jakarta, Gibran: Main Aja...

Ikut Heru Budi Blusukan di Jakarta, Gibran: Main Aja...

Megapolitan
Heru Budi dan Gibran Pantau Proyek Penanggulangan Banjir di Kalideres dan Kamal Muara

Heru Budi dan Gibran Pantau Proyek Penanggulangan Banjir di Kalideres dan Kamal Muara

Megapolitan
Gibran dan Heru Budi Bagi-bagi Susu dan Buku Saat Temui Warga di Pasar Ikan Kamal Muara

Gibran dan Heru Budi Bagi-bagi Susu dan Buku Saat Temui Warga di Pasar Ikan Kamal Muara

Megapolitan
Cara Polri Berantas Judi Online : Razia Ponsel Anggota, Pemberian Sanksi hingga Rencana Melibatkan Selebgram

Cara Polri Berantas Judi Online : Razia Ponsel Anggota, Pemberian Sanksi hingga Rencana Melibatkan Selebgram

Megapolitan
Muncul Dugaan Pungli, Palang Parkir Otomatis RTH Kalijodo yang Rusak Akan Diperbaiki

Muncul Dugaan Pungli, Palang Parkir Otomatis RTH Kalijodo yang Rusak Akan Diperbaiki

Megapolitan
Ketua Panitia Lentera Festival Tangerang Pakai Uang Tiket untuk Kepentingan Pribadi

Ketua Panitia Lentera Festival Tangerang Pakai Uang Tiket untuk Kepentingan Pribadi

Megapolitan
Upaya Pencegahan Judi Online di Tubuh Polri, Razia Ponsel Anggota dan Beri Sanksi Pemecatan bagi yang Terlibat

Upaya Pencegahan Judi Online di Tubuh Polri, Razia Ponsel Anggota dan Beri Sanksi Pemecatan bagi yang Terlibat

Megapolitan
Bikin Karcis Parkir RTH Kalijodo hingga Disangka Pungli, Ormas Bilang 'Gate' Otomatis Rusak

Bikin Karcis Parkir RTH Kalijodo hingga Disangka Pungli, Ormas Bilang "Gate" Otomatis Rusak

Megapolitan
Warga Sebut Lampu Tugu Selamat Datang Depok Sering Mati karena Kemasukan Hujan

Warga Sebut Lampu Tugu Selamat Datang Depok Sering Mati karena Kemasukan Hujan

Megapolitan
Harga Tiket Promo Paket Keluarga Jakarta Fair 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Promo Paket Keluarga Jakarta Fair 2024 dan Cara Belinya

Megapolitan
Dharma-Kun Boleh Perbaiki 505.295 Data KTP yang Belum Penuhi Syarat karena Silon Sempat 'Down'

Dharma-Kun Boleh Perbaiki 505.295 Data KTP yang Belum Penuhi Syarat karena Silon Sempat "Down"

Megapolitan
Bareng Gibran, Heru Budi Pantau Pengerukan Lumpur di Kali Semongol Jakbar

Bareng Gibran, Heru Budi Pantau Pengerukan Lumpur di Kali Semongol Jakbar

Megapolitan
Bantah Lakukan Pungli di Samping RPTRA Kalijodo, Perwakilan Ormas Sebut Itu Parkir Resmi

Bantah Lakukan Pungli di Samping RPTRA Kalijodo, Perwakilan Ormas Sebut Itu Parkir Resmi

Megapolitan
Kondisi Tugu Selamat Datang Depok yang Kini Gelap Gulita dan Dicoret-coret

Kondisi Tugu Selamat Datang Depok yang Kini Gelap Gulita dan Dicoret-coret

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com