Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Selidiki Dugaan PNS Terlibat Sewa Lapak di Trotoar Tanah Abang

Kompas.com - 16/11/2017, 12:41 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta Irwandi mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini tengah menyelidiki dugaan keterlibatan pegawai negeri sipil (PNS) dalam kasus sewa-menyewa lapak di trotoar kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum mengetahui oknum di balik sewa-menyewa lapak itu.

"Kami lagi teliti, benar enggak itu dia (PKL) sewa di trotoar, kok trotoar disewain. Apakah itu pegawai kami, apa oknum, apa memang preman, belum ketahuan ya," kata Irwandi di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (16/11/2017).

Penyelidikan dilakukan oleh Inspektorat DKI Jakarta, Pemerintah Kota Jakarta Pusat, Satpol PP, dan Dinas KUMKMP. Penyelidikan salah satunya dengan bertanya langsung kepada PKL.

Baca juga : Menyaksikan Preman Meminta Jatah Harian kepada PKL Tanah Abang

"Kan bisa aja PKL ditanya, dia enggak tahu orang yang dia kasih (uang) itu siapa. Kalau memang pegawai, ada fotonya, kami tindak," kata Irwandi.

Jika ada oknum PNS yang diduga terlibat, Inspektorat DKI Jakarta akan memeriksa yang bersangkutan dan memberikan sanksi kepegawaian sesuai tingkat pelanggarannya.

Sementara untuk mencegah terjadinya praktik pungli, Irwandi mengatakan akan bekerja sama dengan Satpol PP dan Inspektorat untuk melakukan pengawasan.

"(Pengawasan) dengan Satpol PP, Inspektorat, ada mungkin dari pihak independen yang akan turun juga melihat. Kalau ada pungutan, siapa orangnya, foto," ucapnya.

Beberapa pedagang yang menduduki jalur pedestrian di kawasan Pasar Tanah Abang menyebut harga sewa lahan di trotoar saat ini Rp 500.000 per bulan.

Harga itu hanya setengah dari harga sebelum Tanah Abang sempat tertata rapi pada era mantan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama.

Baca juga : Dulu Sewa Lapak di Trotoar Tanah Abang Rp Sejuta, Kini Rp 500 Ribu

Maesaroh (42), seorang PKL yang berjualan di trotoar, mengaku turun ke jalan karena tahu harga sewa yang murah tersebut. Dia juga memiliki toko di Pasar Blok F Tanah Abang.

"Di kios biar suami saya yang jaga, saya pindah ke sini. Harga sewanya murah cuma Rp 500.000 sebulan, tapi yang beli lebih banyak," kata Maesaroh, Rabu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com