JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Divisi Railway Operation PT MRT Jakarta Mega Tarigan mengatakan, pihaknya masih mengkaji besaran tarif yang akan diterapkan untuk angkutan massal cepat (MRT) di Jakarta.
Manajemen MRT, kata Mega, telah membentuk tim untuk menentukan tarif yang sesuai bagi kereta yang akan beroperasi pada Maret 2019 itu.
"Saat ini sedang didiskusikan bersama Pemrov DKI dan instansi terkait," kata Mega di kantor PT MRT Jakarta, Jakarta Pusat, Rabu (18/4/2018).
Baca juga: Persiapan MRT Telah Mencapai 50 Persen
Mega mengatakan, penetapan tarif akan mempertimbangkan sejumlah faktor, seperti operasional dan pemeliharaan atau biaya yang telah dikeluarkan MRT untuk layanan, biaya karyawan, dan jumlah penumpang.
Tarif juga akan disesuaikan terhadap subsidi yang diberikan Pemprov DKI. Terkait jumlah subsidi yang akan diterima MRT, dia enggan menjelaskan.
Mega mengatakan, untuk negara-negara yang telah menggunakan MRT sebagai transportasi, rata-rata menetapkan tarif sekitar 1 dollar AS.
Baca juga: 6 Perempuan Masinis MRT Akan Jalani Praktik Lapangan untuk Dapat Sertifikasi
Corporate Secretary PT MRT Jakarta Tubagus Hikmatullah mengatakan, pihaknya menargetkan besaran tarif MRT diputuskan pada Desember 2018.
"Saat ini masih dibahas dengan Pemprov DKI. Kami sesuai aturan, tiga bulan sebelum beroperasi sudah ada angka (tarif)-nya, berarti Desember 2018," ujar Hikmatullah.
Untuk fase I, MRT akan dioperasikan dengan rute Lebak Bulus-Bundaran HI pada Maret 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.