DEPOK, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Depok membuka posko terpadu untuk penanganan korban bencana banjir dan tanah longsor.
Posko yang dibuka di Gedung Perpustakaan Daerah Kota Depok tersebut sudah ada sejak 2 Januari dan akan dinyatakan tutup setelah masa tanggap bencana berakhir.
"Posko ini sesuai intruksi dari wali kota, bekerja selama 14 hari, dari tanggal 2 (Januari) di masa tanggap darurat bencana," ujar Anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) Doni saat ditemui di lokasi, Senin (6/1/2020).
Baca juga: DPRD DKI Minta Banjir Jakarta Juga Jadi Tanggung Jawab Bogor, Bekasi, Depok, dan Tangerang
Selain menyalurkan logistik kepada warga yang terdampak bencana, posko tersebut juga menyediakan terapi untuk trauma healing.
"Kami menyebutnya trauma healing untuk yang rasa trauma di anak-anak. Kami bantu dalam artian bermain, untuk lansia kami lebih perhatikan khususnya lansia dan ibu hamil," ujar Doni.
Adapun data mengenai korban yang mengungsi akibat bencana banjir menurut Doni sudah tidak ada, hanya sebagian warga yang rumahnya masih terdampak lumpur bawaan banjir.
"Untuk saat ini hanya tinggal kelurahan Cilangkap dan Pasir Putih, karena saat ini masih tidak bisa ditempati karena banjirnya sampai ke atap itu dan sisanya lumpur," ujar Doni.
"Di Cilangkap ada 17 jiwa di RT 1 RW 14, lalu di Pasir Putih ada 25 jiwa. Ini tidak layak karena lumpurnya, rumahnya juga rusak," ujar Doni.
Baca juga: Usai Banjir, Volume Sampah di Depok Meningkat 800 Ton
Lebih lanjut, Doni mengatakan, bagi warga yang terdampak dan kekurangan logistik bisa menghubungi call center terkait.
"Bisa melaporkan langsung dari center call 112 atau bisa ke Damkar, ke Tagana juga," ujar Doni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.