JAKARTA, KOMPAS.com - Yustina Etty (67), korban penganiayaan asisten rumah tangganya (ART) mengaku tak pernah memarahi pelaku, sebagaimana yang sempat diungkapkan oleh pelaku.
"Enggak, enggak pernah (memarahi) paling juga menegur, tapi dia memang enggak pernah terima," kata Etty saat ditemui Rabu (19/5/2021).
Sebelumnya, pada Selasa (18/5/2021), pelaku berinisial NN (32) mengaku stress karena sering dimarahi majikannya.
"Tiap hari marahnya, makanya saya kan sudah enggak tahan sudah berapa kali minta berhenti enggak boleh, akhirnya saya stres dimarahi terus sama mereka, dihina," kata NN saat ditemui wartawan, Selasa.
Baca juga: Pengakuan Majikan yang Dianiaya ART: Tangan Dicakar, Kaki Ditendang hingga Memar
NN juga mengaku beban kerjanya berat lantaran harus mengurus rumah tiga lantai seorang diri.
"Saya memang capek dalam kerjaan karena memang rumahnya besar 3 lantai saya pegang sendiri, cucinya pakai tangan juga, enggak ada mesin cuci," kata NN.
Sementara, menurut Etty, ia sempat mempekerjakan ART lain untuk membantu NN. Malah, NN menolak jika ada ART lain yang membantunya.
"Sudah ada dua pembantu dua bulan ini buat bantuin dia. Dia yang bilang 'saya enggak mau kalau ada pembantu lain, maunya sendiri'," kata Etty.
Baca juga: ART di Cengkareng Disebut 4 Kali Aniaya Majikannya yang Lansia
Bahkan, menurut Etty, NN memusuhi ART lain yang bekerja dengannya. Imbasnya ART lain tidak betah dan keluar dari pekerjaannya.
Etty mengaku gaji milik pelaku memang belum sampai ke tangan NN. Namun, hal tersebut terjadi lantaran permintaan NN sendiri.
"Itu bukan kita enggak mau kasih, itu dianya," kata Etty.
"Tadinya dia mau kasih ibunya mau transfer, sudah ditanya 'mana rekening mama kamu saya mau transfer', dia bilang 'saya belum dapat nanti aja kalau sudah dapat', ditanyain lagi belum ada," imbuhnya.