Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi D DPRD DKI Sebut Pelebaran Trotoar di Jakarta Bikin Macet, Minta Pemprov Evaluasi

Kompas.com - 29/11/2022, 19:54 WIB
Muhammad Naufal,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi D DPRD DKI Jakarta menyoroti dua program prioritas yang bersumber biaya dari APBD DKI Jakarta tahun anggaran 2023 yaitu macet dan banjir.

Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah meminta Pemprov DKI untuk mengevaluasi pembangunan trotoar di Jakarta. 

Menurut dia, pembangunan trotoar justru membuat Jakarta semakin macet. 

Baca juga: Dari APBD DKI 2023, Alokasi Penanganan Banjir dan Resesi Ekonomi Rp 10 Triliun, Penanganan Macet Rp 12 Triliun

"Kami minta betul-betul dievaluasi kalau memang trotoar selama ini mengganggu lalu lintas, ya minta untuk diperbaiki segera," ujar Ida i Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (29/11/2022).

Ida menyebut, pelebaran trotoar membuat lajur yang awalnya luas menjadi sempit.

Ia mencontohkan, Jalan A semula memiliki empat lajur. Setelah pelebaran trotoar, Jalan B hanya memiliki dua lajur saja.

Penyempitan lajur ini bisa jadi menyebabkan kemacetan.

Sementara soal banjir, Ida mendorong Pemprov untuk membangun rumah susun (rusun) di Jakarta Selatan dan Jakarta Barat.


Sebab, kedua wilayah itu disebut masih memiliki rusun yang tergolong sedikit.

Kata Ida, rusun tersebut dibangun untuk menampung warga yang terdampak normalisasi sungai, salah satu program penanganan banjir.

Baca juga: APBD DKI 2023 Rp 83,7 Triliun Fokus untuk 3 Program Prioritas, Ini Pembagiannya

Hasil jangka panjang dari rusun itu adalah untuk melancarkan keberlangsungan normalisasi sungai, yang memang harus membebaskan lahan terlebih dahulu.

"Makanya kami mendorong betul bahwa Pemprov ini membuat rusun lagi, terutama di Selatan dan Barat, yang memang sama-sama tahu di sana kurang rusun," tegasnya.

"Nah, rusun ini untuk siapa, rusun ini adalah untuk orang yang sekarang ini tinggal di bantaran kali. Biar bisa terselesaikan normalisasinya," sambung Ida.

Baca juga: Sah, APBD DKI 2023 Sebesar Rp 83,7 Triliun

Untuk diketahui, APBD DKI 2023 yang telah disahkan memiliki nilai Rp 83,7 triliun.

Pengesahan dilakukan oleh DPRD DKI Jakarta pada Selasa ini.

Dari APBD DKI 2023, penanganan kemacetan mendapatkan alokasi sekitar Rp 10 triliun. Penanganan banjir juga mendapat alokasi sekitar Rp 10 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com