JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang satpam di perumahan Taman Duren Sawit, Jakarta Timur, Santoso (46), harus tetap bekerja saat Lebaran.
Hal ini dia lakukan bukan tanpa alasan. Santoso memang lebih sering pulang kampung saat Tahun Baru Islam.
"Malah lebih sering mudik saat Tahun Baru Islam. Udah biasa lebih merayakan Lebaran Haji soalnya, makanya pulang kampungnya pada saat itu," Santoso berujar di lokasi, Kamis (20/4/2023).
"Setiap tahun sebenarnya ya selalu pulang kampung, cuma bukan pas Lebaran," imbuh dia.
Selain terbiasa pulang kampung saat Tahun Baru Islam, ada hal lain yang membuat Santoso tidak mudik saat Lebaran.
Salah satunya adalah pekerjaan satpam yang menurut dia tidak jauh berbeda dari aparat kepolisian dan TNI, harus siaga menjaga wilayahnya.
Baca juga: Polda Metro Imbau Masyarakat Tidak Mudik Pakai Motor: Itu Bukan untuk Perjalanan Jauh
"Kami tidak ada libur di hari raya apa pun. Cuma, kalau Idul Fitri dan hari raya serupa, bisa ambil cuti secara bergantian," kata Santoso.
Jadi, para satpam di perumahan itu akan berunding siapa saja yang ingin mengambil cuti saat atau setelah Lebaran.
Untuk Santoso sendiri, tahun ini ia tidak mengambil cuti.
"Saya milih kerja saat Lebaran karena kampung halaman saya jauh. Sering kehabisan tiket kereta juga dari dua bulan sebelum Lebaran," ucap dia.
Mencari pendapatan tambahan untuk istri dan anak-anaknya menjadi salah satu alasan Santoso memilih tetap bekerja sepanjang periode Lebaran.
"Saya sebagai kepala keluarga harus mencari nafkah," ucap dia.
Gaji yang diperoleh Santoso adalah sekitar Rp 3 jutaan per bulan. Nominal itu didapat dari iuran warga setempat.
Baca juga: Jualan Ketupat Tiap Lebaran, Warga: Untungnya Lumayan, Bisa Nambah Uang Dapur
Jika para satpam menginginkan kenaikan gaji, pengurus RT dan RW setempat harus meningkatkan jumlah iuran warga.
"Gaji memang tidak besar, tapi alhamdulillah cukup untuk menafkahi keluarga yang di sini dan di kampung halaman," jelas Santoso.