JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Unit Pengelola Rumah Susun (Rusun) II Marunda Jakarta Utara Uye Yayat Dimiati mengatakan, hanya Blok D Rusunawasa Marunda yang tidak mengalami krisis air bersih.
Sementara itu, 28 blok lainnya mengalami krisis air bersih. Menurut Uye, di Blok A, B, dan C, air hanya menyala selama setengah jam setiap harinya.
"Di beberapa tempat, Blok A, B, dan C, di hari biasa, satu hari kadang hanya setengah jam, mati, barulah kosong, terus tengah malam nyala lagi," ujar dia kepada Kompas.com, Selasa (30/5/2023).
Baca juga: Upaya Penghuni Rusunawa Marunda Bertahan Hidup dari Krisis Air
Uye kemudian menjelaskan mekanisme masuknya air bersih dari PAM Jaya ke Rusunawa Marunda. Menurut dia, air pertama kali masuk ke dalam ground water tank (GWT) milik rusun.
"Nah di GWT kami ada meteran dari PDAM masuk ya, karena kami membayar PDAM dari APBD sesuai air dari PDAM yang masuk," jelas Uye.
"Dari GWT kami, baru ditransfer ke warga, masuk ke warga," tambah dia.
Namun, saat ini volume air yang masuk ke GWT rusun sangat kurang, sehingga warga mengalami krisis air bersih.
"Artinya kebutuhan (air bersih) warga di sini sangat kurang," kata Uye.
Baca juga: Warga Rusunawa Marunda Cuma Rasakan Air Bersih 3 Hari Sekali Sebelum Ada Mesin Pompa
Adapun sejumlah penghuni Rusunawa Marunda mengalami krisis air bersih sejak beberapa waktu lalu.
Salah satu penghuni bernama Rahmat (38) mengatakan, krisis terjadi karena air bersih yang ada di bak penampungan milik PAM Jaya tidak memadai untuk dialirkan ke sejumlah unit setiap waktu.
Rahmat mengatakan, penghuni mendapatkan air bersih paling tidak satu kali dalam sehari.
"Kalau itu (air bersih yang ada di penampung) sudah habis, ya sudah, kami airnya mati lagi. Jadi minimal satu hari satu kali," kata Rahmat, Senin (29/5/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.