Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namanya Dicatut Calo Rusun Marunda, Ini Tanggapan Ahok

Kompas.com - 09/10/2014, 18:24 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Basuki Tjahaja Purnama mengimbau warga untuk tidak mudah terpengaruh terhadap oknum yang meminta uang dengan sembarangan mencatut nama Wakil Gubernur DKI Jakarta ini.

Sebelumnya, ada calo Rusun Marunda yang telah menipu warga dengan menggunakan nama Basuki dan menjanjikan unit rusun kepada warga hingga Rp 300 juta. [Baca: Catut Nama Ahok, Dua Calo Rusun Marunda Ditangkap]

"Makanya orang-orang itu juga bodoh kenapa mesti bayar? Mungkin itu kelakuan yang dilakukan bertahun-tahun. Orang-orang berpersepsi, kalau tidak nyogok, tidak akan dapat (unit rusun)," kata Basuki di Balaikota, Kamis (9/10/2014).

Basuki mengatakan, pintu Balaikota terbuka untuk warga-warga yang ingin mengadu kepadanya perihal perkotaan. Pria yang akrab disapa Ahok itu mengklaim memberi kemudahan akses komunikasi dengan warga.

Hal itu dibuktikan dengan langkahnya menyebar beberapa nomor seluler pribadinya. "Ngapain juga (warga) bego, mau saja dibohongi dan bayar pakai nama 'Ahok' segala. Orang-orang itu bisa temui dan SMS saya dengan gampang, semua orang juga tahu nomor HP saya. Kenapa enggak langsung kontak saya saja (kalau ada penipuan). Dulu juga ada tuh anggota polisi tertipu sampai Rp 8 juta karena ada oknum (pakai nama Ahok)," kata Basuki lagi.

Oleh karena itu, ke depannya, Pemprov bakal membayar jasa pengacara dan menggugat semua oknum pelanggar konstitusi. Oknum yang melakukan penipuan dan mencatut nama Basuki pun juga akan digugat ke meja hijau.

Rencananya, kebijakan itu akan terealisasi pada 2015 mendatang. "Makanya kami harus siapkan pengacara untuk menggugat. Kalau tidak pakai jasa pengacara, kami yang capek, harus bolak-balik ke pengadilan," kata Basuki.

Untuk diketahui, Kepolisian Sektor Cilincing menangkap dua calo Rusun Marunda. Mereka nekat memanfaatkan nama Basuki untuk memuluskan aksinya.

Sudah 200 warga yang menjadi korban. Kapolsek Metro Cilincing Kompol Edi Purnawan mengatakan, 200 korban ini dijanjikan akan diberi surat perjanjian penghunian di Blok C3 dan C4 Rusun Marunda. Namun, setelah para korban membayar, rusun tak kunjung didapat.

Polisi yang mengecek pihak rusun juga mendapati bahwa dua blok tersebut telah penuh dihuni warga. Pihak kepolisian menaksir, total aksi kejahatan kedua pelaku mencapai ratusan juta rupiah.

Sebab, untuk aksinya, dua pelaku mematok biaya Rp 350.000 sampai Rp 6 juta per orang. "Apabila ditotalkan, maka mencapai sekitar Rp 300 juta," ujar Edi.

Atas perbuatannya, kedua pelaku diancam dengan Pasal 378 KUHP juncto Pasal 372 KUHP tentang Penipuan dan Penggelapan dengan ancaman kurungan di atas 5 tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com