Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kesalahan Substansial Apa yang Dianggap sebagai Ketidakmampuan Ahok?"

Kompas.com - 12/11/2014, 22:07 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bakti, mempertanyakan maksud interpelasi dari Koalisi Merah Putih di DPRD DKI Jakarta.

Menurut dia, dasar interpelasi yang ditujukan kepada Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak jelas karena menyangkut etika.

"Apanya yang diinterpelasi? Dibilang suka menyinggung atau berkata kasar? Akan tetapi, orang kalau tidak dikasari tidak bisa," kata Ikrar kepada Kompas.com, Rabu (12/11/2014).

Ikrar mengatakan, keputusan interpelasi tidak pantas jika hal itu terkait dengan pengucapan sehari-hari. Kalau menilai orang, kata dia, jangan dari ucapan saja. [Baca: Lulung: Kubu KMP di DPRD DKI Sepakat Interpelasi Ahok].

Ikrar pun mengungkapkan pernyataan salah satu ormas Islam yang berorasi di DPRD DKI, dan kemudian ditanggapi dengan keras oleh Ahok. Namun, dia melanjutkan, itu tidak dapat dijadikan alasan untuk interpelasi. "Kesalahan substansial apa yang dianggap (sebagai) ketidakmampuan Ahok dalam memerintah?" ucap dia. [Baca: Soal Gerindra Ancam Ahok, Kepala Daerah Dinilai Bisa Dimakzulkan karena Etika]

Dia mengatakan, interpelasi dilakukan untuk mempertanyakan kebijakan yang tidak menguntungkan daerah. Contohnya bila Ahok lebih mementingkan diri sendiri.

Menurut dia, hal yang bisa dianggap memunculkan interpelasi itu, misalnya, adalah miss management, korupsi, atau ketika akuntabilitas Ahok sangat buruk. [Baca: Taufik: Penolak Ahok Bukan Hanya FPI]

Bahkan, Ikrar menyebut, komentar dari Ahok yang dinilai tak wajar itu pernah terjadi pada masa pemerintahan Ali Sadikin. "Itu tidak kalah pedas saat Ali Sadikin," ucap dia.

Dia menambahkan, DPRD DKI pun sekarang tidak seperti dulu, yang bisa memecat kepala daerah. Sekarang, hal tersebut harus disertai pemahaman langkah ke Kementerian Dalam Negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Harap Gubernur DKI Mendatang Pikirkan Masalah Perubahan Iklim yang Berdampak ke Krisis Pangan

Heru Budi Harap Gubernur DKI Mendatang Pikirkan Masalah Perubahan Iklim yang Berdampak ke Krisis Pangan

Megapolitan
Polisi Sebut Penipu 'Like-Subscribe' Sudah Lima Bulan Beraksi dan Raup Rp 806 Juta

Polisi Sebut Penipu "Like-Subscribe" Sudah Lima Bulan Beraksi dan Raup Rp 806 Juta

Megapolitan
Tahanan Lapas Cipinang Tipu dan Sebarkan Foto Tanpa Busana Gadis SMP di Jabar

Tahanan Lapas Cipinang Tipu dan Sebarkan Foto Tanpa Busana Gadis SMP di Jabar

Megapolitan
Kekejaman Pria di Tangerang, Pukul Rekan Kerja dengan Besi 2,5 Kg hingga Tewas lalu Curi 2 Mobil Pikap

Kekejaman Pria di Tangerang, Pukul Rekan Kerja dengan Besi 2,5 Kg hingga Tewas lalu Curi 2 Mobil Pikap

Megapolitan
Karyawan Gudang di Tangerang Bunuh Rekan Kerja, Ingin Curi Mobil tapi Takut Ketahuan Korban

Karyawan Gudang di Tangerang Bunuh Rekan Kerja, Ingin Curi Mobil tapi Takut Ketahuan Korban

Megapolitan
Cegah Banjir, Pemkot Jaksel Bangun Sembilan Sistem Drainase

Cegah Banjir, Pemkot Jaksel Bangun Sembilan Sistem Drainase

Megapolitan
Sempat Drop, Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana Depok Akhirnya Pulang dari Rumah Sakit

Sempat Drop, Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana Depok Akhirnya Pulang dari Rumah Sakit

Megapolitan
Dua Tersangka Penipuan 'Like-Subscribe' Bujuk Korban Buka Rekening dengan Iming-iming Rp 500.000

Dua Tersangka Penipuan "Like-Subscribe" Bujuk Korban Buka Rekening dengan Iming-iming Rp 500.000

Megapolitan
Sebelum Tertabrak di Tol Cijago, Bocah di Depok Berkeliaran Sendiri untuk Beli Balon

Sebelum Tertabrak di Tol Cijago, Bocah di Depok Berkeliaran Sendiri untuk Beli Balon

Megapolitan
Pemprov DKI Didesak Sediakan Sekolah Bebas Biaya untuk Atasi Penerima KJP yang Gagal PPDB

Pemprov DKI Didesak Sediakan Sekolah Bebas Biaya untuk Atasi Penerima KJP yang Gagal PPDB

Megapolitan
Heru Budi Bakal Beri Sanksi kepada ASN jika Terlibat Judi Online

Heru Budi Bakal Beri Sanksi kepada ASN jika Terlibat Judi Online

Megapolitan
Kawasan Monas Dipadati Bus-bus Wisata Jelang Acara HUT Bhayangkara

Kawasan Monas Dipadati Bus-bus Wisata Jelang Acara HUT Bhayangkara

Megapolitan
Banyak Pemilik Tak Tempati Rumah Subsidi Villa Kencana Cikarang karena Jauh dari Tempat Kerja

Banyak Pemilik Tak Tempati Rumah Subsidi Villa Kencana Cikarang karena Jauh dari Tempat Kerja

Megapolitan
Sudin SDA Minta Maaf Proyek Pembangunan Drainase di Jaksel Bikin Macet

Sudin SDA Minta Maaf Proyek Pembangunan Drainase di Jaksel Bikin Macet

Megapolitan
Heru Budi Janji Bakal Datangi Rusunawa Marunda yang Asetnya Dijarah

Heru Budi Janji Bakal Datangi Rusunawa Marunda yang Asetnya Dijarah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com