Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Terdakwa Pembakar Zoya Menangis Mendengar Vonis Hakim

Kompas.com - 03/05/2018, 20:30 WIB
Setyo Adi Nugroho,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sejumlah keluarga dari para terdakwa kasus pembakaran Muhammad Al Zahra alias Zoya (30), menangis di ruang sidang setelah mendengarkan vonis yang dijatuhkan hakim terhadap para terdakwa, Kamis (3/5/2018).

Hakim hari ini membacakan vonis untuk terdakwa Rosadih, Najibulah, Zulkafi, Aldi, Karta, dan Subur, yang bertanggung jawab atas pembakaran Zoya, Agustus 2017 lalu.

Dalam putusannya, Hakim Ketua Mosa Aini menjatuhkan vonis 8 tahun penjara terhadap Rosadih dan 7 tahun penjara untuk terdakwa lainnya.

Baca juga : Terdakwa Pengeroyokan dan Pembakaran Zoya Divonis 8 Tahun Penjara

Sebelum putusan dibacakan, suasana ruang sidang Cakra di Pengadilan Negeri Bekasi menjadi sunyi. Keluarga terdakwa yang hadir menahan diri berkomentar mengingkat Hakim Ketua sudah memperingatkan akan mengeluarkan siapa saja yang mengganggu jalannya sidang.

Setelah putusan dibacakan, baru terdengar isak tangis dari keluarga terdakwa yang sebagian besar ibu-ibu tersebut.

"Astagfirullah, lama hukumannya. Maling kok dibelain," ucap keluarga salah satu terdakwa, merujuk pada vonis hakim dan menyebut korban Zoya sebagai pencuri.

Zoya sebelumnya dituding mencuri amplifier di Babelan, Bekasi, awal Agustus 2017 lalu.

Baca juga : Pengacara Terdakwa Rosadih Nilai Kematian Zoya Bukan karena Kliennya

Setelah mendengar vonis hakim, satu per satu terdakwa keluar ruangan menuju ruang tahanan. Keluarga pun menghampiri dan memberikan dukungan sambil menangis.

Terdakwa Aldi yang divonis 7 tahun penjara, keluar ruang sidang diikuti ibunya yang menangis. "Mak, sudah. Jangan nangis, Mak," ujar Aldi.

Suasana ramai pun terjadi di ruang tahanan PN Bekasi. Di sana, keluarga masih bisa melihat para terdakwa sebelum dibawa kembali ke rumah tahanan.

Baca juga : Sidang Penganiayaan Zoya Kembali Ditunda, Hakim Ingatkan Jaksa Selesaikan Tuntutan

Tangis keluarga kembali pecah. "Emang anak saya penjahat apa dikurung sampai kaya gitu. Pembunuh saja kagak sampai segitu hukumannya," teriak ibu seorang terdakwa, di ruang tahanan.

Meski keluarga tidak menerima vonis yang telah dijatuhkan hakim, para terdakwa masih diberikan waktu untuk menimbang vonis yang dijatuhkan. Para terdakwa masih bisa mengajukan banding.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com