Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangsel Gunakan Skema KPBU untuk Biayai Proyek Beranggaran Besar

Kompas.com - 23/11/2018, 18:45 WIB
David Oliver Purba,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi Diany mengatakan, Pemerintah Kota Tangsel akan menggunakan skema kerjasama pemerintah badan usaha (KPBU) untuk melakukan sejumlah pembangunan di Tangsel. Skema itu diambil karena keterbatasan anggaran.

"Kami akan terus menggunakan konsep KPBU dengan keterbatasan anggaran yang kami miliki. Kami dorong proses pembangunan tetap berjalan dengan sumber pendanaan, pembiayaan yang tentunya mengikuti aturan yang berlaku," kata Airin saat groundbreaking sistem penyediaan air minum di Jalan Parakan, Pamulang, Tangerang Selatan, Jumat (23/11/2018).

Baca juga: Pemkot Tangsel Cari Investor untuk Revitalisasi Pasar Ciputat

Salah satu pembangunan yang sudah menggunakan skema KPBU yaitu pembangunan sistem penyediaan air minum di Tangsel dengan menganggandeng PT PP Infrastrukur, yang merupakan anak usaha dari PT PP. Nilai investasi dengan skema itu mencapai Rp 340 miliar.

Airin mengatakan, skema KPBU juga akan digunakan untuk merevitalisasi Pasar Ciputat. Estimasi anggaran mencapai Rp 300 miliar.

"Disamping pola pembangunan yang kami lakukan dengan keterbatasan anggaran, maka kami berkolaborasi dengan pihak-pihak, pemangku kepentingan yang lainnya yaitu swasta dan dalam hal ini berharap dan menyampaikan pada 29 November akan dilakukan market sounding untuk Pasar Ciputat. PT PP kalau mau ikut lagi silahkan," ujar Airin.

Secara terpisah, Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, skema KPBU memang diprioritaskan untuk membiayai proyek pembangunan dengan anggaran yang besar. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tangsel digunakan untuk membiayai program strategis dengan anggaran tidak terlalu besar.

Baca juga: Tangsel Bangun Sistem Penyediaan Air Minum yang Mampu Layani 33.500 Rumah

Benyamin mencontohkan pembangunan sistem penyediaan air minum di Jalan Parakan, Pamulang. Proyek tersebut menelan biaya Rp 340 miliar dan menggunakan skema KPBU.

"Investasi untuk membangun sistem penyediaan air minum tentunya sangat besar. Akan lebih baik kalau dikelola oleh sektor privat. Fungsi sosial dan ekonominya dapat berlangsung bersamaan," ujar Benyamin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com