Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi PKS dan Golkar di Pilkada Depok 2020 Bakal Terjadi?

Kompas.com - 28/02/2020, 05:57 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

"Di tingkat kota, kesamaan visi dan misi sudah tersambung. Sepakat koalisi sudah," jelas Farabi.

"Jadi tinggal keputusan Jawa Barat dan pusat. Kalau sudah nyambung begini di tingkat kota kan tinggal pertimbangannya di DPP. Nah, DPP tiba-tiba kemarin ada pertemuan itu. Angin segar lah," tutur politikus 39 tahun itu.

Golkar incar kursi wakil wali kota

Farabi mengaku bahwa partainya cukup "tahu diri" untuk bisa digandeng PKS.

Meskipun di kancah nasional usia Golkar lebih tua, namun kekuasaan PKS di Depok sulit dibantah.

Baca juga: Merasa Dilirik PKS, Ketua DPD Golkar Ingin Jadi Calon Wakil Wali Kota Depok

Wali Kota Depok saat ini, Mohammad Idris, adalah kalangan nonpartai yang berhasil menduduki tampuk kepemimpinan tertinggi di kota belimbing berkat usungan PKS.

Apalagi, PKS juga tercatat sebagai partai politik dengan perolehan kursi terbanyak di parlemen Depok.

"Santai saja. Golkar ini memosisikan diri untuk calon wakil wali kota, jadi dikejar. Kami berkaca diri, peluang kami ada di wakil dan kelihatannya PKS tertarik," ujar Farabi.

Golkar menduduki peringkat 4 partai politik di DPRD Kota Depok dengan perolehan kursi terbanyak.

Di Pilkada Depok 2020 yang digelar September mendatang, PKS sebagai pemegang kursi terbanyak (12) di parlemen kemungkinan akan berhadapan poros koalisi Gerindra-PDI-P yang masing-masing punya 10 kursi.

Belum lagi, ada Koalisi Tertata bentukan Demokrat, PKB, PPP, dan PAN yang secara jumlah punya 12 kursi.

Farabi menganggap, satu-satunya opsi untuk mengamankan suara ialah dengan merangkul partainya yang punya 5 kursi di parlemen.

"Digempur Gerindra-PDI-P, mereka kalah 8 kursi kalau hanya PKS tanpa Golkar. Kalau dengan Golkar, kan nanti kursinya jadi 17," ujar Farabi.

"Gerindra sudah sama PDI-P. Lalu Tertata juga bikin koalisi. Sisanya siapa? Ya, Golkar. Kami peringkat empat lagi (perolehan kursi di parlemen). Kami punya juga wakil di pimpinan DPRD," ia menambahkan.

Sama-sama partai kader

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com