Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDI Nilai Wacana New Normal di Depok Mengkhawatirkan

Kompas.com - 02/06/2020, 18:12 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Wacana penerapan new normal di sebagian wilayah Kota Depok seandainya PSBB berakhir pada 4 Juni 2020, dicemaskan kalangan dokter.

Ketua Satuan Tugas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Depok, Alif Noeriyanto menilai, ada potensi merebaknya Covid-19 dalam waktu yang bersamaan (outbreak), seperti yang terjadi pada awal Maret 2020 di Depok, Jawa Barat.

"(Wacana) penerapan new normal ini mengkhawatirkan. Apakah memang harus dipaksakan semua? Apakah tidak bisa parsial saja?" ungkap Alif kepada Kompas.com pada Selasa (2/6/2020).

Baca juga: Wali Kota Depok: Penularan Lokal Covid-19 Masih Terjadi, Ekonomi Mulai Oleng

Sebagai informasi, Wali Kota Depok, Mohammad Idris membuka peluang bahwa PSBB di wilayahnya tak akan diperpanjang apabila memenuhi syarat epidemiologis.

Salah satu syarat utama yang dimaksud Idris adalah penurunan angka reproduksi efektif (Rt) kasus Covid-19 di Depok.

Jika syarat itu dipenuhi, maka Pemerintah Kota Depok bersiap menerapkan PSBB hanya di level RW atau kelurahan zona merah saja.

Di luar zona merah, new normal akan dilakukan sehingga aktivitas warga yang sebelumnya dibatasi berpotensi dibuka kembali dengan klaim berdasarkan protokol kesehatan, termasuk kegiatan ibadah hingga perbelanjaan.

Baca juga: Asosiasi: Mal di Depok Buka jika PSBB Selesai

Alif menyoroti, dibukanya kembali pusat perbelanjaan saat new normal kelak berpotensi menimbulkan lonjakan kasus baru Covid-19 di Depok.

Sudah ada beberapa contohnya, seperti ditemukannya sejumlah pedagang yang positif virus corona di Pasar Cisalak, sejumlah umat reaktif rapid test di tempat ibadah, serta berkaca dari pengalaman negara-negara maju seperti Korea Selatan.

"Tempat keramaian yang reaktif rapid, pasar swalayan, itu ditutup saja kiosnya, kemudian diperbaiki (desainnya) dengan physical distancing antarkios. Pintu keluar-masuk serta selasarnya lebih lebar," jelas Alif.

Ia juga berharap agar pemerintah menetapkan kuota jumlah pengunjung yang diperbolehkan memasuki pusat perbelanjaan atau pasar agar tidak terjadi kepadatan yang menyulitkan physical distancing.

Baca juga: Ini Saran IDI untuk Meminimalisir Outbreak Covid-19 jika Depok Terapkan New Normal

Mekanisme yang sama diharapkan juga diterapkan di sekolah-sekolah di Depok nantinya.

"Depok Town Square atau ITC Depok misalnya. Itu kan padat sekali. Nah itu diperbaiki. Itu baru namanya kita bersiap untuk menghadapi lonjakan," tutur Alif.

"Kalau dibuka-buka saja seperti ini, ya susah kita. Seperti Korea dibuka-buka saja, ya sudah, selesai," imbuh dia, merujuk pada pengetatan kembali aktivitas warga Korea Selatan beberapa waktu selang new normal diberlakukan.

Data terbaru per Senin (1/6/2020), Kota Depok telah melaporkan 557 kasus positif Covid-19 dengan 240 orang di antaranya dinyatakan sembuh.

Namun, angka kematian sudah mencapai 115 kasus, gabungan dari kematian 30 pasien positif Covid-19 dan kematian 85 suspect/PDP yang menurut pedoman WHO, keduanya dihitung sebagai kematian berkaitan dengan Covid-19.

Saat ini, pasien positif Covid-19 di Depok masih terdapat di seluruh kecamatan, dengan total 287 kasus aktif baik para pasien positif Covid-19 yang masih dirawat di rumah sakit maupun isolasi mandiri di kediaman masing-masing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com