Nurozi mengungkapkan, ada sejumlah hal yang membuat kedua partai ini yakin dengan Pradi-Afifah sebagai usungan mereka.
Hal paling utama, lanjut dia, pasangan ini diprediksi dapat mengakomodasi semua segmen pemilih di Depok yang mereka incar dalam Pilkada 2020.
"Pradi menurut saya segmennya (pemilih) tradisional dan muda. Kemudian Afifah ini (segmen) perempuan, jelas," kata Nurozi.
"Yang tidak diketahui adalah Afifah ini teknokrat. Kami tidak mau menjadikan kota ini kota slogan, misalnya religius atau bebas macet. Dengan Bu Afifah, slogan ini harus kejadian," ujar dia.
Di samping itu, Nurozi mengungkapkan bahwa latar belakang Afifah sebagai pebisnis pun dianggap bakal memuluskan langkah kedua partai dalam Pilkada Depok 2020 serta dalam pemerintahan kelak.
Baca juga: Alasan Gerindra-PDI-P Usung Pradi-Afifah di Pilkada Depok 2020
Sementara itu, Pradi yang diklaim tumbuh di kalangan ulama tradisional dianggap mampu menggaet segmen pemilih "agamis".
"Kami juga ingin meyakinkan masyarakat kita bukan seperti yang diisukan sekarang, yaitu nasionalis belaka, tapi kami nasionalis-religius," klaim Nurozi.
"Takutnya, di sana (kubu petahana, PKS) ambil isu agamis sama nasionalis. Kami tidak mau dibenturkan itu. Keyakinan kami, Bu Afifah bisa melengkapi segmen Pak Pradi," jelas dia.
Curi start
Gerindra dan PDI-P boleh dibilang selangkah lebih maju ketimbang partai-partai lain di Kota Belimbing yang hingga hari ini belum mengumumkan calon usungan di Pilkada Depok 2020.
Hal itu pun diakui Nurozi sebagai strategi untuk memenangkan kontestasi 5 tahunan ini. Kedua partai berniat colong start ketimbang kontestan lain.
"Kami tidak mau buang-buang waktu yang kami punya. Selagi yang lain masih sibuk cari kendaraan, masih sibuk cari sopirnya, keneknya. Kami sudah siap masuk tol," jelas Nurozi.
"Kami berani nanti turunkan poster dan baliho Pradi-Afifah. Ibarat orang mau nikah, tinggal panggil KUA dan dapat surat nikah, tapi sudah dapat lamaran," tambah dia.
Jelang Pilkada Depok 2020, sejauh ini ada kekuatan partai politik terbagi menjadi 3 poros.
Poros petahana dimotori PKS dengan 12 kursi di parlemen, yang telah berkuasa 3 periode dan kini tampak menjajal peluang koalisi dengan Golkar yang punya 5 kursi.