Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertinggi Sejak Maret, 107 RW di Kota Bekasi Masuk Zona Merah

Kompas.com - 16/09/2020, 17:59 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bekasi terpaksa kembali memperketat pembatasan sosial berskala lokal (PSBL) di lingkungan RW.

Pengetatan pembatasan sosial di wilayah tersebut dilakukan seiring pertambahan kasus Covid-19 dari klaster keluarga atau penyebaran dari rumah ke rumah.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bekasi, diketahui ada 107 RW yang masuk zona merah hingga Selasa (15/9/2020) kemarin.

Pertambahan RW zona merah kali ini menjadi paling yang tertinggi sejak kali pertama kasus Covid-19 terdeteksi di wilayah Kota Bekasi pada Maret 2020 lalu.

Padahal, sehari sebelumnya, yakni Senin (14/9/2020), RW zona merah di Kota Bekasi hanya sejumlah 44 RW. Namun, secara mengejutkan zona merah bertambah 63 RW sekaligus dalam sehari.

Baca juga: Pasien Covid-19 Berkeliaran di Bekasi, Warga Khawatir Kasus Klaster Keluarga Bertambah

Bahkan, Kecamatan Bantargebang yang sejak awal tidak pernah ada kasus Covid-19, kini sudah memiliki dua kasus aktif.

Sebagai informasi, RW zona merah adalah RW yang memiliki kasus aktif Covid-19. Kasus aktif diartikan sebagai jumlah orang yang saat ini terinfeksi virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2). Mereka sedang dirawat, baik isolasi mandiri maupun dikarantina di rumah sakit.

Jumlah RW di zona merah bersifat dinamis, sehingga sewaktu-waktu bisa kembali ke zona hijau jika kasus positif Covid-19 di lingkungan itu sudah dinyatakan sembuh.

Dari 107 RW yang masuk zona merah, kasus Covid-19 terbanyak ada di Kecamatan Bekasi Utara dengan jumlah 22 kasus.

Baca juga: UPDATE 16 September: Bertambah 80 dalam Sehari, Kasus Covid-19 di Kabupaten Bekasi Menjadi 1.585

Untuk memperketat pembatasan sosial di tingkat wilayah, Pemkot Bekasi bahkan telah membentuk RW Siaga.

RW Siaga digencarkan lantaran masih ada pasien Covid-19 yang dirawat di masing-masing wilayah.

RW Siaga juga diharapkan dapat menjaga agar tidak terjadi penyebaran kasus Covid-19 secara masif. Sehingga pengawasan pencegahan Covid-19 di lingkungan tersebut bisa maksimal.

Berikut daftar 45 kelurahan di Kota Bekasi yang berada di zona merah:

Kecamatan Bekasi Utara

1. Kelurahan Harapan Baru (RT 002 RW 004 ada 1 kasus) (RT 001 RW 005 ada 1 kasus)

2. Kaliabang Tengah (RT 007 RW 024 ada 1 kasus), (ada 2 RW tak terdeteksi)

3. Kelurahan Perwira (RT 005 RW 014 ada 1 kasus), (RT 001 RW 005 ada 1 kasus), (RT 001 RW 006 ada 1 kasus)

4. Kelurahan Teluk Pucung (RT 005 RW 009 ada 1 kasus), (RT 001 RW 010 ada 1 kasus), (2 RW tak terdeteksi), (RT 004 RW 036 ada 1 kasus), (RT 004 RW 036 ada 1 kasus)

5. Kelurahan Harapan Jaya (RT 007 RW 021 ada 1 kasus), (RT 001 RW 022 ada 1 kasus)

6. Kelurahan Marga Mulya (RT 002 RW 005 ada 1 kasus), (RT 003 RW 008 ada 1 kasus), (4 RW tak terdeteksi)

Kecamatan Bekasi Barat

7. Kelurahan Kota Baru (RT 008 RW 018 ada 1 kasus), (ada 1 RW tak terdeteksi)

8. Kelurahan Bintara Jaya (RT 006 RW 003) (1 kasus)

9. Kelurahan Bintara (RT 007 RW 001 ada 1 kasus), (RT 004 RW 009 ada 1 kasus), (RT 006 RW 003 ada 1 kasus), (RT 009 RW 009 ada 1 kasus), (RT 010 RW 013 ada 2 kasus)

10. Kelurahan Kranji (RT 002 RW 012) (1 kasus)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com