PTM terbatas yang akan diselenggarakan di Depok pada Oktober 2021 masih akan dilakukan secara terbatas saja. Murid tak masuk ke sekolah setiap hari.
"Siswa berada di sekolah hanya dua jam dan seminggu hanya dua kali," kata Thamrin.
Di luar itu, murid tetap bersekolah secara daring seperti yang sudah dilakukan selama 1,5 tahun belakangan.
Sekolah disebut tidak memprioritaskan mata pelajaran tertentu selama PTM terbatas berlangsung.
Kegiatan belajar-mengajar tatap muka diharapkan dapat menormalkan kembali karakter murid dan interaksi mereka dengan guru.
"Prioritas kami bukan materi, tapi saat kita ketemu lebih kepada penguatan karakter dulu. Misalnya kita menyapa mereka, selama ini kan mereka tidak mengenal guru kan," kata Siti Rukiah, Wakil Kepala SMPN 8 Kota Depok Bidang Kurikulum, pada Selasa siang.
"Materinya sudah kami berikan di rumah secara daring, saat datang, kamu mau tanya tentang apa, yang tersulit yang mana. Jadi, lebih efektif belajarnya," uja dia.
Karena itu, orangtua murid diminta memperhatikan betul keberangkatan dan kepulangan anaknya. Selain itu, orangtua diminta untuk membawakan bekal kepada anaknya sebab kantin sekolah tidak dibuka.
"Kalau (kelasnya) pagi hari cukup bawa bekal minum. Kalau nanti ada kelas siang juga minimal bawa bekal makan anak itu. Orangtua harus paham seperti itu," kata Thamrin.
" Kemudian juga setelah pulang sekolah, harus mengecek anaknya, karena kan sekolahnya hanya 2 jam, takutnya lebih dari 2 jam orang tuanya enggak ngecek ke sekolah, anaknya main ke mana sama temannya," kata dia.
Pemkota akan tetap menyediakan layanan pembelajaran jarak jauh (PJJ) kepada murid-murid yang tidak diizinkan untuk pembelajaran tatap muka oleh orangtuanya.
Thamrin mengungkapkan, sejauh ini hampir 20 persen orangtua menyatakan tak mengizinkan anaknya PTM terbatas.
"Kami harus hargai kekhawatiran orangtua, jangan sampai mereka tidak diberikan kesempatan, nanti keliru," kata dia.
"Setujunya (orangtua terhadap PTM) harus siap antar-jemput untuk anak SD, kemudian membekali masker cadangan. Jangan hanya setuju saja tapi mereka harus benar-benar siap membekali (makan dan minum), lalu juga (membawakan) masker cadangan," ungkap Thamrin.
"Yang belum setuju mungkin juga karena kekhawatiran atau kondisi anaknya juga mungkin sulit dikendalikan, kan ada was-was orangtua seperti itu," ujarnya.