Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhatan Nelayan Sulit Cari BBM hingga Beli Solar dengan Harga Lebih Mahal

Kompas.com - 30/09/2022, 08:48 WIB
Zintan Prihatini,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) solar turut berdampak pada nelayan-nelayan tradisional di wilayah Jakarta Utara seperti Kamal Muara, dan Pelabuhan Perikanan Muara Angke.

Hal ini dirasakan salah seorang nelayan di kampung apung Kamal Muara, Penjaringan, bernama Roki (40).

Penghasilan melaut yang tak menentu membuat ia berkeberatan dengan kenaikan harga BBM yang ditetapkan pemerintah pada Sabtu (3/9/2022) lalu.

Baca juga: Jeritan Nelayan Muara Angke karena Harga BBM Naik: Dampaknya Berat Sekali...

Kepada Kompas.com, Roki berkata harus mengakali lagi kebutuhannya melaut sejak pemerintah mengumumkan harga solar bersubsidi naik menjadi Rp 6.800 per liter.

Lonjakan harga bbm, kata dia, dibarengi oleh sulitnya mendapatkan solar.

Sebab, nelayan tidak bisa membeli solar dari stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), dan hanya bisa membeli dari pengecer dengan harga lebih mahal.

"Kami hanya bisa beli di pengecer, kan di SPBU kami ini dilarang, enggak boleh pakai jeriken. Apalagi sekarang makin ketat pembeliannya, mobil saja dijatah setiap mengisi," ujar Roki, seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (7/9/2022).

Baca juga: Duka Nelayan Muara Angke, Mesin Mati saat Berlayar hingga Kapal Terbalik karena Badai

Beli solar dengan harga lebih mahal

Bukan hanya Roki, nelayan di Pelabuhan Perikanan Muara Angke bernama Maryadi (47) juga merasa kesulitan karena harga BBM naik.

Pasalnya, ia harus mengeluarkan uang lebih besar untuk ongkos pembelian solar agar tetap bisa melaut.

Dikatakannya, para nelayan tradisional tak bisa langsung membeli solar ke SPBU dan terpaksa membeli dengan harga lebih tinggi.

Baca juga: Kisah Maryadi, Nelayan Tradisional Muara Angke yang Berjuang Sekolahkan Anak hingga Sarjana

Adapun solar subsidi yang biasa digunakan Maryadi untuk bahan bakar kapal naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter.

Walaupun dikatakan bersubsidi, nelayan tradisional justru mendapatkan harga jual solar yang lebih tinggi.

"Jadi engggak ada subsidi hitungannya sama aja, kenanya jadi mahal. Nelayan kecil yang terbebani," ucap Maryadi Senin (26/9/2022).

Para nelayan tradisional, harus menggelontorkan uang untuk membeli solar seharga Rp 7.800 per liter.

Baca juga: Imbas Adanya Pulau G, Rute Melaut Nelayan Muara Angke Jadi Lebih Jauh

Padahal, harga asli solar subsidi ialah Rp 6.800 per liter.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com