"Dia itu masih anak-anak. Perlu bimbingan dari kami yang telah merasakan asam garam. Kami juga tak segan memberikan Eliezer bingkisan setiap selesai sidang agar dia selalu percaya diri," kata Oma Lucky.
Baca juga: Richard Eliezer Siapa yang Punya? Yang Punya Kita Semua...
"Hari ini kami bawa permen, handuk, selimut, dan masih banyak lagi. Nanti barang ini kami kasih via LPSK atau melalui pengacara Eliezer. Kami ingin dia selalu merasa mendapat perhatian," tegasnya.
Di lain sisi, Sesilia yang sehari-harinya mengabdi kepada gereja juga tak pernah absen untuk mendukung Eliezer.
Biarawati yang tinggal di bilangan Cilincing tersebut mengaku berempati karena kejujuran Eliezer sejak awal.
Sebagai salah satu pembunuh Brigadir J, Eliezer dianggap telah memperlihatkan ketulusan untuk meminta maaf dan mengakui kesalahannya kepada keluarga Brigadir J.
Sejak saat itu, Sesilia mengaku tak pernah absen untuk memberikan dukungan kepada Eliezer.
"Bharada adalah pangkat terendah, dia pasti tak bisa menolak perintah atasannya, Ferdy Sambo. Alhasil, ketika dia mengakui kesalahannya dan mau menjadi justice collaborator, saya langsung melihat bahwa Eliezer layak untuk diberi dukungan," kata Sesilia.
"Saya bahkan menemukan keluarga baru di sini. Dari yang tadinya tidak kenal, kini sudah bagaikan keluarga. Saya juga kerap memanggil mereka pasukan angin ribut, bukan pendukung Bharada E, karena emak-emak ini berisik sekali," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.