"Jadi dia terstimulasi, dia tertantang untuk melakukan (kekerasan) untuk mendapatkan atensi," ucap Abe.
Sejumlah warganet kerap menghubung-hubungkan tindak pidana kasus penganiayaan oleh Mario dengan harta kekayaan milik orangtuanya.
Kekerasan yang dilakukan Mario, menurut warganet, bisa jadi sebagai imbas karena pelaku kerap dimanjakan dengan harta kekayaan orangtua yang bergelimang.
Menanggapi itu, menurut Abe, harta kekayaan orangtua memang bisa menjadi pemicu seorang anak bertingkah semena-mena terhadap orang lain.
Abe menegaskan, orangtua seharusnya berperan penting untuk menjelaskan kepada anaknya, mengenai cara bijak menikmati atau menggunakan kekayaan yang mereka miliki.
Baca juga: Janji Kapolda Metro Beri Keadilan pada D yang Dianiaya Mario Dandy
Orangtua disebut sebagai panutan atau role model yang sangat penting dan memegang peran besar untuk membentuk sifat anak akan seperti apa saat remaja maupun dewasa nanti.
"Role model dari orangtua anak si pelaku itu kan memberikan fasilitas kepada si anaknya dengan harta benda yang berlimpah tanpa melihat bagaimana jerih payah itu dilakukan untuk mendapatkan uang sebanyak itu," kata Abe.
"Jika tidak pernah diajari bagaimana mencari uang itu dengan berkeringat, bersusah payah, dia biasanya sudah bergelimang harta, jadi tidak salah kalau kemudian si anak ini tidak punya kiblat tentang relasi-relasi etis yang memanusiakan orang lain," tambah dia.
Menurut Abe, seharusnya remaja memiliki penilaian yang baik tentang relasi-relasi etis untuk memanusiakan orang lain, sebagai bagian yang mesti dihargai atau dihormati.
Jika hal itu dilanggar dan bertentangan dengan relasi etis tersebut, maka itu disebut dengan tindak kekerasan.
"Pelanggaran hak atas orang lain karena dia sejak kecil tentu sudah dimanja dengan bergelimangnya harta begitu, apakah pernah mereka akan dibentuk dengan pribadi untuk peka terhadap sekitarnya, tentu masa bodoh dia," ucap dia.
"Tetapi masa bodohnya dia mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan itu salah atau benar itu tidak mesti," imbuh Abe.
Baca juga: Sosiolog: Remaja Pelaku Kekerasan adalah Korban Tak Memadainya Pendidikan dari Orangtua
Dengan begitu, kata Abe, anak tersebut kemudian tumbuh dengan pemahaman yang keliru.
Terlebih saat anak yang dimaksud tumbuh dengan perhatian dan pendidikan yang kurang memadai dari kedua orangtuanya.
Kurangnya perhatian dan pendidikan yang bijak dari orangtua juga kerap terjadi akibat kesibukan kedua orangtua mengejar karier dan mencari uang dari tempat bekerja.