Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Mario Dandy Dinilai Merasa Superior dan Ingin Tunjukkan Kegagahan dengan Aniaya D...

Kompas.com - 08/03/2023, 11:00 WIB
Ellyvon Pranita,
Nursita Sari

Tim Redaksi

Abe menyebutkan, gelimang harta kekayaan dapat menjadi faktor ketiga pemicu remaja melakukan kekerasan terhadap orang lain, setelah gagalnya tripusat pendidikan dan pengaruh revolusi 4.0 yang tidak dikontrol dengan baik oleh remaja tersebut.

Tripusat pendidikan yang dimaksud, yakni pendidikan dan perhatian dari orangtua atau keluarga di rumah, pendidikan di sekolah, dan pendidikan di masyarakat.

"Jadi ini kalau mau dikatakan inilah lingkaran setan bagaimana kita mendidik dalam posisi, kesesatan kita mendidik remaja-remaja kita," ucap dia.

Bentuk protes hidup dan cari perhatian

Selain itu, Abe menjelaskan bahwa kekerasan yang dilakukan oleh remaja memiliki kecenderung sebagai bentuk protes dan cara mereka mencari perhatian.

"Kekerasan itu bisa disebut sebagian bagian dari protes hidup mereka, tapi juga tanpa sadar mereka juga melakukan hal-hal yang dia sendiri gak ngerti salahnya di mana," jelas Abe.

Menurut Abe, saat melakukan protes hidup, para remaja cenderung berbuat sesuatu yang tanpa mereka sadari justru merupakan tindakan buruk.

Baca juga: Mario Dandy Aniaya D, Sosiolog: Bentuk Protes Hidup dan Cara Mencari Perhatian

Tindakan mereka itu juga didorong dengan keinginan untuk mendapatkan perhatian dari orangtua, keluarga, teman-teman, dan orang-orang lain di sekitarnya.

Tindakan yang mereka lakukan itu, kata Abe, tidak lagi memedulikan nilai positif atau negatif.

"Lalu kemudian (tidak peduli nilai-nilai dasar perilaku) itu yang membuat (sikap)  kemasabodohan itu, tambah lagi distimulasi untuk berani melakukan segala sesuatu yang menarik perhatian orang itu, ya tentu brutal pasti," kata Abe.

Tanggung jawab orangtua

Namun, kata Abe, semua tindakan buruk seperti kekerasan, tidak sepenuhnya bentuk kesalahan remaja, tetapi juga ada faktor kekeliruan orangtua yang bersangkutan.

"Nah, saya tidak melihat bahwa anak-anak remaja ini pelaku sepenuhnya saat mereka melakukan kekerasan, yang mesti berkaca dan kritik atas anak remaja kita melakukan seperti ini adalah orang-orangtua yang seringkali tidak memberikan ruang dan tempat kreatif," jelas Abe.

Baca juga: Anak Pejabat Ditjen Pajak Lakukan Penganiayaan, Sosiolog: Harta Kekayaan Bisa Berpengaruh ke Tindak Kekerasan

Menurut Abe, para orangtua bertanggung jawab dan harusnya memberikan tempat tumbuh yang baik bagi anak-anaknya.

"Maka mereka (para remaja) ini walaupun pelaku kekerasan, mereka ini adalah korban dari pelaku pendidikan yang tidak memadai bagi pertumbuhan mereka," tutur Abe.

"Hai orangtua se-Indonesia, intropeksilah. Orangtua di sini termasuk orangtua di famili, orangtua di sekolah (guru), dan masyarakat di sekitarnya," imbuh dia.

Saat anak yang dimaksud tumbuh dengan perhatian dan pendidikan yang kurang dari para orangtuanya, kata Abe, maka potensi mereka bertindak atau melakukan sesuatu hal yang buruk demi mencari perhatian sangat mungkin terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerombolan Kambing Lepas dan Bikin Macet JLNT Casablanca Jaksel

Gerombolan Kambing Lepas dan Bikin Macet JLNT Casablanca Jaksel

Megapolitan
Harum Idul Adha Mulai Tercium, Banyak Warga Datangi Lapak Hewan Kurban di Depok

Harum Idul Adha Mulai Tercium, Banyak Warga Datangi Lapak Hewan Kurban di Depok

Megapolitan
Seorang Satpam Apartemen di Bekasi Dianiaya Orang Tak Dikenal

Seorang Satpam Apartemen di Bekasi Dianiaya Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Banjir Akibat Luapan Kali Ciliwung, 17 Keluarga Mengungsi di Masjid dan Kantor Kelurahan

Banjir Akibat Luapan Kali Ciliwung, 17 Keluarga Mengungsi di Masjid dan Kantor Kelurahan

Megapolitan
39 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir Sore Ini, Imbas Luapan Kali Ciliwung

39 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir Sore Ini, Imbas Luapan Kali Ciliwung

Megapolitan
Ditemukan Kecurangan Pengisian Elpiji 3 Kg di Jabodetabek, Kerugiannya Rp 1,7 M

Ditemukan Kecurangan Pengisian Elpiji 3 Kg di Jabodetabek, Kerugiannya Rp 1,7 M

Megapolitan
Korban Penipuan 'Deka Reset' 45 Orang, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Korban Penipuan "Deka Reset" 45 Orang, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
3.772 Kendaraan di DKI Ditilang karena Lawan Arah, Pengamat : Terkesan Ada Pembiaran

3.772 Kendaraan di DKI Ditilang karena Lawan Arah, Pengamat : Terkesan Ada Pembiaran

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Kecelakaan Beruntun di Jalan Kartini Depok

Polisi Tangkap Pelaku Kecelakaan Beruntun di Jalan Kartini Depok

Megapolitan
Marketing Deka Reset Ditangkap, Pemilik Masih Buron dan Disebut Berpindah-pindah Tempat

Marketing Deka Reset Ditangkap, Pemilik Masih Buron dan Disebut Berpindah-pindah Tempat

Megapolitan
Enam RT di Rawajati Terendam Banjir, Warga Singgung Proyek Normalisasi

Enam RT di Rawajati Terendam Banjir, Warga Singgung Proyek Normalisasi

Megapolitan
Polisi Tangkap Satu Tersangka Penipuan Jual-Beli Mobil Bekas Taksi 'Deka Reset'

Polisi Tangkap Satu Tersangka Penipuan Jual-Beli Mobil Bekas Taksi "Deka Reset"

Megapolitan
Kecelakaan di Flyover Tambora Jakbar: Ojol Tewas Ditabrak Truk

Kecelakaan di Flyover Tambora Jakbar: Ojol Tewas Ditabrak Truk

Megapolitan
Banjir Rendam 6 RT di Rawajati Jaksel

Banjir Rendam 6 RT di Rawajati Jaksel

Megapolitan
Banjir di Kebon Pala Jatinegara, Warga: Ketinggian Langsung 2 Meter!

Banjir di Kebon Pala Jatinegara, Warga: Ketinggian Langsung 2 Meter!

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com