BOGOR, KOMPAS.com - Dalam beberapa bulan ke depan, Kota Bogor, Jawa Barat, akan menggelar pemilihan kepala daerah (Pilkada).
Sejumlah spanduk maupun baliho bakal calon wali kota (bacawalkot) pun semakin banyak muncul di jalanan.
Bahkan, sarana transportasi seperti angkutan kota (angkot) juga tak luput dari pemasangan stiker bergambar wajah-wajah para calon.
Namun, kondisi tersebut agaknya belum juga membuat warga mengenal dengan sosok-sosok bacawalkot.
Baca juga: PDI-P Bogor Tunggu Hasil Survei Internal untuk Usung Calon Wali Kota di Pilkada 2024
Umam (30), warga Cilendek Timur mengaku sampai saat ini belum mengenal sosok-sosok bacawalkot yang ada.
Menurut Umam, kurangnya sosialisasi kepada masyarakat menjadi salah satu penyebab para bacawalkot itu belum dikenal luas.
"Jujur, saya kurang mengenal sama calon-calon yang ada. Yang saya tahu cuma Pak Dedie Rachim, soalnya dia kan kemarin Wakil Wali Kota," kata Umam, saat berbincang dengan Kompas.com, Kamis (30/5/2024).
Umam menambahkan, minimnya interaksi dengan masyarakat turut memengaruhi nilai popularitas para bacawalkot.
Baca juga: DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD
Umam menyebut, sejauh ini dirinya belum melihat para bacawalkot rutin terjun ke lapangan untuk bertemu dengan masyarakat.
"Spanduk-spanduk mah banyak, tapi gimana masyarakat mau kenal kalau enggak turun ketemu warga," ungkap pria yang berprofesi sebagai pengemudi ojek online ini.
Warga lainnya, Chaerul (35) mengaku belum menentukan siapa yang akan dipilihnya nanti dalam Pilwakot Bogor.
Alasannya, kata Chaerul, dirinya belum tahu soal visi misi yang dibawa para bacawalkot tersebut.
Baca juga: Cegah Kecurangan Saat PPDB, Pemkot Bogor Bentuk Tim Khusus
"Kan sampai sekarang saya belum tahu visi misi untuk Kota Bogor ini apa. Jangan sampai nanti salah milih," ujar dia.
Meski begitu, lanjut Chaerul, siapa pun nanti yang akan jadi wali kota dapat membawa perubahan yang lebih baik untuk Kota Bogor.
"Harapannya sih yang nanti jadi wali kota bisa lebih baik lagi, terutama soal pemerataan pembangunan. Jangan hanya kawasan di pusat kota saja yang diperhatikan, daerah pinggiran juga seharusnya ikut ditata," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.