Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Maling "Gentayangan" di Rusunawa Marunda, Nekat Curi Semua Isi Rusun Secara Terang-terangan

Kompas.com - 19/06/2024, 09:20 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah barang di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda Blok C, Cilincing, Jakarta Utara, menjadi sasaran pencurian oleh para maling sejak Oktober 2023.

Beberapa barang berupa pintu, jendela, kloset jongkok, pipa, wastafel, hingga besi pegangan tangga digondol para maling dari rusunawa tersebut.

"Kadang ngambilnya bisa siang, pagi, atau malam. Mereka (maling) terang-terangan," jelas salah seorang warga Rusunawa Marunda berinisial M (26), Selasa (11/6/2024).

Baca juga: Sejumlah Aset Rusunawa Marunda Blok C Dicuri, Pintu, Jendela, hingga Kloset Raib

M menjelaskan, Rusunawa Marunda blok C1 sampai blok C5 terdiri dari lima lantai, yang mana masing-masing lantai memiliki 20 unit hunian.

Namun, blok tersebut kini tidak lagi berpenghuni sejak Agustus 2023 lantaran atap beton bangunan tersebut ambruk.

Karena itu, para maling bergentayangan hingga membuat semua unit di rusunawa itu kini tak lagi memiliki pintu dan jendela karena raib digondol maling.

Menurut M, barang-barang curian tersebut diangkut menggunakan mobil. Ia pun mengaku heran dengan aksi para maling.

Pasalnya, ada sekuriti yang berjaga di lokasi setiap hari meski gedung di blok C tak berpenghuni.

Selain di gedung blok C, para pelaku juga menggasak sejumlah fasilitas yang ada di ruang terbuka hijau (RTH) rusunawa, di antaranya ayunan, perosotan, bangku besi, dan lainnya.

"Namun, oknum sekuriti yang pada saat itu berjaga terkesan membiarkan para pencuri masuk dan mengambil barang berharga," katanya.

M mengaku pernah melapor ke pihak keamanan rusunawa ketika ia mendengar suara bising dari lantai atas.

Begitu ditelusuri oleh pihak keamanan, sejumlah remaja kedapatan sedang memukul tembok untuk mengambil besi di lantai tiga. Namun, M tak tahu-menahu tindakan yang diambil pihak keamanan rusunawa terkait ini.

Baca juga: Aset Rusunawa Marunda Klaster C Dijarah Maling sejak 2023

"Ini sudah dari tahun lalu kosong, enggak langsung dipereteli pencuri, ada jeda sekira dua sampai tiga bulanlah. Terakhir itu saya lapor bulan Februari 2024," terangnya.

Selain gedung rusunawa, posko pemadam kebakaran di depan blok C juga jadi sasaran para maling. Pagar besi yang ada di posko tersebut dicuri sehingga bangunan terpaksa dibongkar oleh pihak pengelola.

"Besi pagar di depan saja itu habis sampai ke ujung sana. Artinya terang-terangan karena itu pinggir jalan loh pagar besinya," tuturnya.

Para pencuri akhirnya tak lagi datang setelah semua bangunan di blok C Rusunawa Marunda kosong melompong dan tak ada yang bisa diambil lagi.

Warga heran aksi pencurian terang-terangan

Aksi pencurian barang-barang di Rusunawa Marunda Klaster C yang dilakukan pada siang hari membuat warga terheran-heran. Para pencuri itu seolah tak segan menjarah isi unit rusun tersebut.

"Kadang ngambilnya bisa siang, pagi atau malam. Mereka (maling) terang-terangan," kata seorang warga Rusunawa yang tak mau disebut namanya, Kamis (13/6/2024).

Warga juga mempertanyakan keberadaan pengelola rusunawa saat pencurian itu terjadi.

Pasalnya, pencurian aset di klaster C tidak dilakukan hanya sehari, melainkan dalam dua bulan berturut-turut.

Baca juga: Penjarahan Rusunawa Marunda Dilakukan Terang-terangan, Warga Pertanyakan Keberadaan Pengelola

Sementara berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, jarak antara klaster C dengan pos sekuriti dan kantor pengelola tidak terlalu jauh.

Menurut warga, pengelola diduga membiarkan begitu saja aksi pencurian rusunawa di klaster C hingga semua asetnya abis tak tersisa.

"Ya, saya enggak tahu ya, apakah oknum itu dapat uang rokok atau gimana. Ya, cuek aja pelaku mah ambil dan bawa (aset rusunawa)," sambung dia.

Eks Kepala Satuan Pelaksana Penertiban UPRS Wilayah II DKI Jakarta Salfar Ridwan membenarkan aksi penjaharan yang terjadi pada siang hari.

"Benar, ada juga di siang hari meski intesitasnya lebih sedikit," kata Salfar saat dihubungi, Kamis.

Salfar mengaku sudah menegur langsung para pelaku pemcurian.

"Justru karena saya sudah sangat kesal, sudah secara persuasif kami melakukan peneguran, sampai dengan memberikan contoh bahwa adanya mobil pengangkut barang dari luar rusun yang kami serahkan ke polsek," ucap Salfar.

Saat itu, Salfar juga meminta agar para sekuriti bisa lebih tegas dalam mencegah terjadinya pencurian aset di klaster C, tetapi tak juga berhasil.

Sekuriti rusunawa pernah dipukuli maling

Baca juga: Sekuriti Rusunawa Marunda Pernah Dipukuli Saat Cegah Aksi Pencurian

Chandra, sekuriti di Rusunawa Marunda, mengaku pernah dipukuli puluhan orang saat mencegah aksi pencurian di lokasi tersebut.

"Pada saat pengeroyokan kurang lebih ada 30 orang. Tapi, yang melakukan pemukulan terhadap saya dan saya tahu itu, saya laporkan lima orang, karena saya tidak tahu namanya," kata Chandra saat diwawancarai oleh Kompas.com di Rusunawa Marunda, Kamis.

Chandra mengatakan, puluhan orang yang memukulinya itu adalah warga sekitar Rusunawa Marunda.

Kejadian itu terjadi saat Chandra sedang berjaga di pos sekuriti. Tiba-tiba gerombolan orang itu menyerang dan memukulinya.

"Habis muka biru lebam semua, di kepala juga ada, karena ada yang memukul saya dari belakang dengan menggunakan gagang kain pel," ucap Chandra.

Usai kejadian, Chandra langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Darurat (RSUD) Koja, Jakarta Utara.

Biaya pengobatan Chandra saat itu ditanggung oleh kepala rusunawa, sedangkan para pelaku melarikan diri begitu saja.

Atas kejadian itu, Chandra sudah melaporkannya ke Polres Metro Jakarta Utara. Sampai saat ini, proses hukum itu masih berjalan dan sudah di tahap mediasi antara Chandra dan para pelaku.

Sulit cegah pencurian karena tak ada pagar

Chief Sekuriti Rusunawa Marunda bernama Carman mengatakan, pihak sekuriti rusun kesulitan mencegah aksi pencurian barang-barang di Klaster C lantaran tak ada pagar di Rusunawa Marunda.

Baca juga: Sekuriti Mengeluh Kesulitan Cegah Aksi Pencurian karena Tak Ada Pagar di Rusunawa Marunda

"Pagar-pagar itu udah jebol, belum ada perbaikan. Contohnya, kaya blok D, ini kan kantor UPRS (unit pengelola rumah susun) harusnya ada pagarnya, cuma ini kan bolong semua, dari sudut mana pun bisa orang masuk," kata Carman saat dijumpai Kompas.com di lokasi, Kamis.

Carman menjelaskan, mulanya Rusunawa Marunda memiliki pagar. Namun, pagar tersebut dijebol maling sampai tak ada lagi yang tersisa.

Berdasarkan pengamatan Kompas.com di lokasi, sekeliling Rusunawa Marunda memang tidak berpagar seperti rusun lainnya.

Hal itulah yang membuat tak ada batasan antara wilayah rusunawa dengan lingkungan di sekitarnya.

Setiap orang bisa masuk dari mana pun tanpa harus melewati pos sekuriti di rusunawa tersebut.

Oleh sebab itu, para petugas keamanan sulit mencegah aksi penjarahan di klaster C Rusunawa Marunda.

"Dibilang sulit ya enggak, dibilang enggak, ya, sulit. Sebenarnya, karena ini rusun terlalu luas, dan akses masuk orang-orang luar ini banyak, enggak satu pintu, yang menjadi sulit sebenarnya itu," ucap Carman.

Penghuni rusunawa yang banyak juga membuat Carman kesulitan membedakan mana warga rusunawa, mana warga asing yang ingin mencuri.

(Penulis: Shinta Dwi Ayu | Editor: Fitria Chusna Farisa, Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Akhdi Martin Pratama)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Megapolitan
Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Megapolitan
Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Megapolitan
Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Megapolitan
Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Megapolitan
Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Megapolitan
Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Megapolitan
Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Megapolitan
Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Megapolitan
Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Megapolitan
Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Megapolitan
Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Megapolitan
Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com