Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Tanoe Enggan Tanggapi Penolakan Warga Kebon Sirih

Kompas.com - 12/02/2014, 16:29 WIB
Kontributor Jember, Ahmad Winarno

Penulis


JEMBER, KOMPAS.com — CEO MNC Group, Hary Tanoesoedibjo, enggan memberikan komentar terkait penolakan warga RW 06 Kelurahan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, atas pembangunan Gedung MNC II yang rencananya berlantai 58.

Sampean titipane sopo? Saya tidak akan memberikan komentar pertanyaan anda,” katanya seusai menghadiri sebuah acara di Jember, Jawa Timur, bersama Ketua Umum Pusat Partai Hanura Wiranto, Rabu (12/2/2014).

Seperti diberitakan, warga RW 06, Kelurahan Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, menyatakan akan tetap bertahan mempertahankan tempat tinggal mereka. Pernyataan ini sebagai dampak pembangunan gedung MNC Media Center yang rencananya setinggi 58 lantai yang mengorbankan lahan warga RT 012 dan 014.

Mereka juga memasang sebuah spanduk yang bertuliskan, Bapak Hary Tanoesoedibjo, kami warga RW 06 Kelurahan Kebon Sirih Jakarta Pusat meminta agar semua kegiatan usaha anda keluar atau pindah dari wilayah permukiman kami. Karena telah mengganggu kenyamanan hidup kami setiap hari, termasuk mengganggu kami dalam melakukan ibadah. Pindah segera.

Menurut Yudi, salah seorang warga Kebon Sirih, hal yang menjadi keberatan, pertama adalah pihak kontraktor yang terus bekerja selama 24 jam. Pekerjaan tiada henti itu membuat suasana menjadi bising. Warga kerap merasa seperti terjadi gempa ketika proses pengecoran.

Puncak kekecewaan warga terjadi pada saat hari raya Imlek pada 31 Januari 2014 lalu. Sebuah besi berukuran kepalan tangan orang dewasa jatuh ke Masjid Jami Al-Huriyah yang berada tidak jauh dari lokasi pembangunan. Saat itu, kata Yudi, ada seorang warga yang sedang mengaji.

Isu lainnya yang terus berkembang di kalangan warga RW 06 adalah rencana penggusuran rumah warga akibat rencana pembangunan gedung mewah tersebut. Warga yang berada di sisi kanan, atau warga RT 012 dan 014 yang akan terkena dampak penggusuran. Apabila pembangunan gedung 58 lantai itu menggunakan sisi kiri, akan terhalang oleh Stasiun Gondangdia dan gedung perkantoran lainnya. Maka yang paling memungkinkan adalah permukiman warga RT 012 dan 014 yang terkena imbas penggusuran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jalan Prof Dr Satrio Macet Panjang Imbas Proyek Drainase

Jalan Prof Dr Satrio Macet Panjang Imbas Proyek Drainase

Megapolitan
Staf Hasto Kristiyanto Berencana Laporkan Penyidik KPK ke Kompolnas

Staf Hasto Kristiyanto Berencana Laporkan Penyidik KPK ke Kompolnas

Megapolitan
Staf Hasto Kristiyanto Mengaku Siap Kembali Diperiksa KPK, tapi Masih Waswas

Staf Hasto Kristiyanto Mengaku Siap Kembali Diperiksa KPK, tapi Masih Waswas

Megapolitan
Soal Rencana Duet Anies-Sohibul di Pilkada DKI, DPD Golkar : Itu Hak PKS, Silahkan Saja

Soal Rencana Duet Anies-Sohibul di Pilkada DKI, DPD Golkar : Itu Hak PKS, Silahkan Saja

Megapolitan
Gerindra Kota Bogor Masih Tunggu Arahan DPP untuk Tentukan Cawalkot Bogor

Gerindra Kota Bogor Masih Tunggu Arahan DPP untuk Tentukan Cawalkot Bogor

Megapolitan
Pengamat: Rusunawa Rawa Bebek Bukan Ditujukan untuk Keluarga, melainkan Buruh

Pengamat: Rusunawa Rawa Bebek Bukan Ditujukan untuk Keluarga, melainkan Buruh

Megapolitan
Strategi Unik Bima Arya untuk Pilkada Jabar 2024, Pasang Billboard Skincare 'Cerah' dan Janji Bagikan ke Warga

Strategi Unik Bima Arya untuk Pilkada Jabar 2024, Pasang Billboard Skincare "Cerah" dan Janji Bagikan ke Warga

Megapolitan
Kuasa Hukum Klaim Hasto dan Stafnya Dapat Ancaman dari KPK Setelah Lapor ke Bareskrim dan Komnas HAM

Kuasa Hukum Klaim Hasto dan Stafnya Dapat Ancaman dari KPK Setelah Lapor ke Bareskrim dan Komnas HAM

Megapolitan
Resahnya Warga Melawai dengan Aktivitas Restoran dan Parkir Liar di Sekitar Permukiman, Bikin Gaduh dan Kumuh

Resahnya Warga Melawai dengan Aktivitas Restoran dan Parkir Liar di Sekitar Permukiman, Bikin Gaduh dan Kumuh

Megapolitan
Puluhan Anak Berenang di Kali Keruh dan Banyak Ular, Petugas LMK: Takut Mereka Jadi Mangsa

Puluhan Anak Berenang di Kali Keruh dan Banyak Ular, Petugas LMK: Takut Mereka Jadi Mangsa

Megapolitan
Soal Peluang Maju di Pilkada Jabar, Walkot Depok: Tergantung PKS dan Keluarga

Soal Peluang Maju di Pilkada Jabar, Walkot Depok: Tergantung PKS dan Keluarga

Megapolitan
Empat Partai di Kota Bogor Deklarasikan Koalisi Bogor Maju untuk Pilkada 2024

Empat Partai di Kota Bogor Deklarasikan Koalisi Bogor Maju untuk Pilkada 2024

Megapolitan
LPSK Kaji Permintaan Perlindungan dari Staf Hasto Kristiyanto

LPSK Kaji Permintaan Perlindungan dari Staf Hasto Kristiyanto

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Pelaku yang Gelapkan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Polisi Masih Selidiki Pelaku yang Gelapkan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Megapolitan
Kepanasan dan Kena Tetes Hujan, Ini Kisah Pasutri dari Desa Lauran yang Hidup di Rumah Seng

Kepanasan dan Kena Tetes Hujan, Ini Kisah Pasutri dari Desa Lauran yang Hidup di Rumah Seng

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com