Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ani Menangis Saat Bersaksi Dipaksa Makan Kotoran Kucing oleh Majikannya

Kompas.com - 28/07/2016, 18:52 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pekerja rumah tangga (PRT), Sri Siti Marni alias Ani (20), yang disiksa majikannya, menangis dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kamis (28/7/2016).

Ani menangis saat ia mengungkapkan penyiksaan yang dialami, khususnya saat dipaksa memakan kotoran kucing.

Ani mengungkapkan penganiayaan yang dialaminya ketika jaksa penuntut umum, Frengki Wibowo, memberikan pertanyaan mengenai penyiksaan yang dilakukan terdakwa Meta Hasan Musdalifah.

"Ani disuruh makan kotoran kucing, penjahat itu," kata Ani di ruang sidang PN Jakarta Timur.

Tangis Ani semakin menjadi karena ia menderita TB akibat penyiksaan tersebut. Suasana ruang sidang sempat riuh dengan respons warga dan aktivis dari Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga (Jala PRT) setelah mendengar langsung peristiwa penyiksaan yang dialami Ani.

"Allahu Akbar, masya Allah," ujar salah satu warga yang menyaksikan jalannya persidangan.

Hakim ketua Novri Olo meminta Ani menceritakan secara perlahan dan tenang. Ani juga mengakui bukti-bukti yang dibawa jaksa, seperti sapu dan benda lainnya, digunakan terdakwa untuk melakukan kekerasan kepadanya.

Sejak awal bekerja sekitar tahun 2007, Ani mengaku sudah disiksa. Ani pernah berniat pulang untuk sekolah di pesantren, tetapi tidak diperbolehkan keluarga terdakwa. Salah satu anak terdakwa mengancam akan memenjarakannya jika memilih pulang.

"Katanya, 'kalau pulang kamu masuk penjara'," ujar Ani.

Selain kerap diperlakukan kasar karena masalah pekerjaan, Ani juga dituduh memiliki hubungan gelap dengan suami terdakwa, Ari. Namun, tuduhan itu dibantah Ani di ruang sidang.

Selama bekerja, Ani juga mengaku tidak pernah menerima gaji. Terdakwa disebut hanya mengirim uang ke orangtua korban setiap tahun, tetapi jumlahnya tidak diungkapkan dalam sidang.

"Katanya ke orangtua. Katanya ngasih uang fitrah," ujar Ani.

Kekerasan lain yang diterima Ani dari terdakwa adalah disiram air panas dan disetrika. Luka akibat penyiksaan pun tidak pernah diobati oleh terdakwa.

"Sembuh sendiri," ujar Ani.

Setelah bertahun-tahun, Ani akhirnya memberanikan diri untuk kabur. Pada 8 Februari 2016, korban melarikan diri dari rumah terdakwa. Perbuatan terdakwa dan suaminya pun akhirnya dilaporkan ke polisi. Meta dan Ari menjadi terdakwa dalam kasus tersebut.

(Baca: Trauma Penyiksaan Itu Masih Tampak di Wajah Ani...)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Megapolitan
Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Megapolitan
Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Megapolitan
Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Megapolitan
Pedagang Siomay di Kebayoran Berkurban Tiap Tahun, Patungan Rp 3,5 Juta untuk Beli Sapi

Pedagang Siomay di Kebayoran Berkurban Tiap Tahun, Patungan Rp 3,5 Juta untuk Beli Sapi

Megapolitan
Cerita Pedagang Siomay Rangkul Sesama Perantau di Jakarta untuk Berkurban di Kampung Halaman

Cerita Pedagang Siomay Rangkul Sesama Perantau di Jakarta untuk Berkurban di Kampung Halaman

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk di Pasar Rebo Jaktim, Warga: Kaget Lihat yang Lain Sudah Dipotong

Sapi Kurban Mengamuk di Pasar Rebo Jaktim, Warga: Kaget Lihat yang Lain Sudah Dipotong

Megapolitan
Berkurban Setiap Tahun, Pedagang Siomay: Kalau Uang Sedikit tapi Niat, Insya Allah Bisa...

Berkurban Setiap Tahun, Pedagang Siomay: Kalau Uang Sedikit tapi Niat, Insya Allah Bisa...

Megapolitan
Eks Satpam Peras Ria Ricis Pakai Rekening Temannya, Pemilik Rekening Mengaku Tak Tahu

Eks Satpam Peras Ria Ricis Pakai Rekening Temannya, Pemilik Rekening Mengaku Tak Tahu

Megapolitan
Pedagang Siomay di Kebayoran Baru Rutin Berkurban Tiap Tahun, Menabung untuk Patungan Sapi

Pedagang Siomay di Kebayoran Baru Rutin Berkurban Tiap Tahun, Menabung untuk Patungan Sapi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com