Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Fadli Zon Minta Djarot Tak Gusur "Kampung Anies-Sandi"

Kompas.com - 15/09/2017, 07:52 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengunjungi Kampung Kebon Bayam, Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (13/9/2017) lalu. Kedatangannya ke lokasi tersebut bertujuan untuk berdialog dengan warga yang kampungnya dalam waktu dekat akan segera digusur.

Kampung Kebon Bayam merupakan sebuah permukiman yang tercatat terdiri dari 535 kepala keluarga (KK). Permukinan itu terletak di sisi utara eks Taman BMW. Rencana penggusuran Kampung Kebon Bayam dilatarbelakangi adanya rencana pembangunan stadion internasional di lahan yang tercatat memiliki luas 6,6 hektar itu.

Saat kedatangannya ke Kampung Kebon Bayam, Fadli menyatakan bahwa warga setempat mendukung pembangunan stadion di lahan eks Taman BMW. Namun, warga tersebut juga menuntut kejelasan nasib mereka di sana.

"Mereka mendukung pembangunan stadion, tetapi mereka juga mau jelas nasibnya karena di sini ada 535 KK dan infonya listrik serta air kemarin sempat diputus. Ini kan enggak manusiawi. Harus ada pembicaraan karena di sini ada semangat untuk penataan," ujar Fadli.

Baca juga: Fadli Zon: Warga Kebun Bayam Dukung Stadion BMW Dibangun, tetapi...

 

Fadli mengimbau Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat untuk tidak mengambil menggusur Kampung Kebun Bayam dan menyerahkan penataannya kepada gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta terpilih, yaitu Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.

"Gubernur sekarang ini kan masa waktunya tinggal menghitung hari, sebaiknya tidak mengambil tindakan drastis, jadi serahkanlah kepada gubernur dan wakil gubernur yang akan datang dan biarkan mereka yang menata," kata politisi Partai Gerindra itu.

Saat kampanye Pilkada DKI 2017, Sandiaga sempat mendatangi Kampung Kebon Bayam. Warga setempat pun menamai kampungnya itu dengan nama Kampung Anies-Sandi.

Penamaan Kampung Kebon Bayam menjadi Kampung Anies-Sandi bahkan dilakukan dengan seremonial potong pita, yang dilakukan langsung oleh Sandi. Setelah Sandi memotong pita, warga juga mengalungkan kalungan bunga kepadanya.

"Selamat Kampung Bayam kini sudah ganti jadi Kampung Anies-Sandi," ucap salah seorang warga yang menjadi pembawa acara kampanye Sandi.

Warga menyatakan perubahan nama dilakukan karena mereka menyakini Anies dan Sandi akan membawa perubahan. Dalam kampanyenya, Sandi memang sempat berjanji tidak akan menggusur Kampung Bayam jika terpilih.

"Kita tidak akan main gusur. Tapi akan kita tata kampung ini jadi baik lagi, jadi bagus lagi," ujar Sandi pada 25 Januari 2017.

Saat menanggapi permintaan Fadli, Djarot menyatakan bahwa pemerintahannya harus menegakan peraturan dan tidak boleh menoleransi pelanggaran.

"Terima kasih sarannya Pak Fadli Zon, tapi kami pemerintah itu harus menegakan peraturan. Kami tidak mungkin membela mereka-mereka yang melanggar, kita harus menciptakan ketertiban di sini," kata Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis.

Lihat juga: Djarot: Terima Kasih Fadli Zon tetapi Kami Harus Tegakkan Aturan

Namun Djarot menyatakan akan kembali mengecek status lahan permukiman Kampung Bayam. Jika memang permukiman ilegal, ia menegaskan Pemprov DKI akan menertibkannya.

Djarot menjanjikan Pemprov DKI juga akan memberi solusi bagi warga dalam setiap penertiban yang dilakukan, termasuk bagi warga Kampung Kebon Bayam.

"Kami tidak pernah menggusur orang kalau itu benar. Kami akan memindahkan, merelokasi warga supaya mereka mendapatkan tempat yang bisa dipertanggungjawabkan dari sisi keselamatan, kesehatan, dan keabsahannya," tegas Djarot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Megapolitan
Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Megapolitan
Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Megapolitan
Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Megapolitan
Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Megapolitan
Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com