Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

DKI Jakarta dan Anggaran Siluman

Kompas.com - 27/11/2017, 06:58 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

MASIH ingat dengan wawancara di TV dengan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang sangat viral hingga dua tahun setelahnya, bahkan lebih?

Kala itu, hasil wawancara menjadi viral, karena ada kegeraman luar biasa, yang akhirnya tersebutlah “bahasa toilet” dalam wawancara siaran langsung yang saya pandu.


Anggaran siluman

Setelah satu pekan dibahas di berbagai media, saya pun mendapat sanksi dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), karena dianggap tidak segera menghentikan program dengan siaran langsung (live) tersebut. Meskipun kala itu, saya sudah mengingatkan beberapa kali Pak Ahok.

Dan akhirnya, saya memutuskan menceritakan detail kejadian yang melatarbelakangi situasi itu. Baru kali ini, saya hendak blak-blakan tentang apa yang terjadi pada Maret 2015 silam. Simak, ya…

Baca juga : Sandi: Rezimnya Pak Ahok-Djarot yang Masukin Anggaran, Saya Sisir Lagi

Kala itu, awal bulan Maret 2015, saya mendapat kepastian untuk mewawancarai Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), setelah sebelumnya Pemimpin Redaksi KompasTV, Ibu Rosianna Silalahi, memberi kabar ke saya, soal kesediaan Pak Ahok untuk diwawancara.

Apa yang diwawancara? Anggaran DKI Jakarta!

Ya, saya sangat ingin mengupas apa yang terjadi dengan anggaran yang baru saja diserahkan DPRD DKI Jakarta ke Gubernur.

Kejadiannya persis sama saat ini, di mana masyarakat termasuk media, melihat ada kejanggalan dalam anggaran tersebut.

Gubernur Ahok pun waktu itu beberapa kali sudah memberikan sinyal-sinyal kegeramannya dalam wawancara doorstop alias wawancara harian media di Balai Kota Jakarta.

Saya pun tertantang untuk menanyakan blak-blakan soal anggaran yang janggal. Tercapailah wawancara saya EKSKLUSIF dan pertama kali dengan Gubernur Ahok, pada 17 Maret 2015 di Balai Kota Jakarta, membahas anggaran Ibu Kota.

Mungkin tidak ada yang tahu, Pak Ahok kala itu mengajak saya makan malam di ruang kantor Gubernur, sebelum wawancara berlangsung.

Baca juga : Sandiaga: Anggaran Membengkak Banget Itu karena PMD BUMD


Ngobrol sebelum wawancara

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kanan) dan stafnya Sunny Tanuwidjaja menjadi saksi dalam persidangan dengan terdakwa mantan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja di Pengadilan Khusus Tindak Pidana Korupsi, Jakarta Pusat, Senin (25/7/2016). Dalam kasus ini, Ariesman Widjaja didakwa menyuap anggota DPRD DKI Jakarta, Mohamad Sanusi sebesar Rp 2 miliar secara bertahap terkait rancangan peraturan daerah tentang reklamasi.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kanan) dan stafnya Sunny Tanuwidjaja menjadi saksi dalam persidangan dengan terdakwa mantan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja di Pengadilan Khusus Tindak Pidana Korupsi, Jakarta Pusat, Senin (25/7/2016). Dalam kasus ini, Ariesman Widjaja didakwa menyuap anggota DPRD DKI Jakarta, Mohamad Sanusi sebesar Rp 2 miliar secara bertahap terkait rancangan peraturan daerah tentang reklamasi.
Di sana kami bersama beberapa staf Gubernur Ahok, juga dengan sosok yang belakangan baru saya tahu namanya, Sunny Tanuwidjaja.

Kami di meja makan itu membicarakan anggaran di DPRD DKI Jakarta yang begitu karut-marut. Pak Ahok sambil makan malam, bercerita kepada saya, betapa ia kalut dan kecewa dengan hasil pembahasan anggaran kala itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com